ADIWERNA, RADARTEGAL.COM - Kehidupan masyarakat yang guyub dengan semangat kegotong-royongannya yang tinggi menjadi satu modal sosial paling kuat untuk menyelesaikan berbagai persoalan sosial kemasyarakatan.
Hal ini diungkapkan Bupati Tegal Umi Azizah saat menghadiri peringatan Isra Miraj dan peresmian Musala Al Hidayah di Desa Pagedangan, Kecamatan Adiwerna.
Umi mengatakan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sosial masyarakat Jawa saat ini seperti gotong royong, keswadayaan, sikap saling menghormati dan menghargai mulai luntur, tergerus oleh pola hidup masyarakat modern yang mengarah pada kehidupan materialistik dan individualistik seiring menguatnya penggunaan teknologi informasi yang tidak diimbangi penguatan literasi digital secara baik.
Menurutnya, perkembangan teknologi telah banyak merubah atau bahkan menciptakan karakter pribadi yang cenderung individualis dan kurang peka pada kondisi lingkungan sekitar.
BACA JUGA:Luar Biasa! Realisasi Proyek Fisik Disdikbud Kabupaten Tegal Capai 99,82 Persen
Sehingga persoalan seperti sampah yang seharusnya didukung komunitas warga tidak mampu diselesaikan secara gotong royong, termasuk kebersihan lingkungan yang berakibat banjir dan timbulnya penyakit karena kondisi lingkungannya yang kotor juga kumuh.
Namun demikian Umi mengaku senang ketika melihat nilai-nilai kebersamaan dan kegotong-royongan ini masih ada dan tumbuh di lingkungan masyarakat modern, salah satunya tercermin lewat pembangunan sarana peribadatan berupa musala ini.
“Saya ikut senang, di tengah kemerosotan nilai-nilai luhur kehidupan sosial masyarakat, warga Pagedangan masih bisa bergotong-royong membangun musala sebagus ini. Semoga selain bisa menambah kerukunan antarwarga, juga bisa membangun iklim lingkungan yang lebih agamis,” kata Umi.
BACA JUGA:Ketua Percasi Mundur Dari Bursa Calon Ketua KONI Brebes
Umi berharap, warga setempat bisa memanfaatkan rumah ibadah ini sebaik-baiknya, termasuk meramaikannya dengan kegiatan yang bermanfaat lewat aktivitas keagamaan, termasuk kegiatan rutin remaja musala, menumbuhkan komunitas seni rebana dan aktivitas keagamaan lainnya.
“Anak-anak muda harus didorong untuk memakmurkan musala, menjadikan musala sebagai episentrum kegiatan rohani generasi muda, apakah itu kajian sosial keagamaan, pendidikan Al quran, kegiatan seni rebana ataupun kegiatan bernafaskan Islam lainnya,” ujarnya.
Sementara, Kepala Desa Pagedangan Wahrudin menuturkan jika terbangunnya Musala Al Hidayah ini merupakan perwujudan kerukunan dan kebersamaan masyarakat Pagedangan.
BACA JUGA:Pemkab Tegal Abaikan Surat Perpusnas Soal Pembanguna Perpusda, Komisi I DPRD Kecewa
“Kita sama-sama mendirikan musala, membangun musala ini dan alhamdulillah sekarang sudah berdiri kokoh sesuai dambaan warga. Ini menandakan lingkungan di sini masih memiliki semangat kebersamaan yang tinggi,” ujarnya. *