SLAWI, RADARTEGAL.COM - Keseriusan pemerintah daerah untuk menuntaskan anak putus sekolah melalui program Yuh Sekolah Maning berhasil mengentaskan ribuan anak.
Setidaknya dari data anak putus sekolah di tahun 2015 sebanyak 11.678, saat ini sebanyak 4.424 sudah melanjutkan sekolah.
Kemudian anak mau melanjutkan sekolah sebanyak 499 orang di tahun 2018 melalui pendidikan formal, melanjutkan di pendidikan nonformal sebanyak 6.765 orang, dan tidak ditemukan sebanyak 190 orang.
Kepala Dinas Dikbud Akhmad Wasari SPd MM melalui Kasi Dikmas Yaniarto menegaskan, program Yuh Sekolah Maning akan terus bergulir hingga akhir tahun 2024.
BACA JUGA:Sinopsis Episode 7 Alchemy of Souls Season 2 : Seo Yul Dapat Kecupan Jin Bu Yeon
"Bila di tahun 2018 anak putus sekolah tertangani di pendidikan formal, sejak tahun 2019 hingga 2024 nanti akan kita arahkan ke pendidikan nonformal atau kejar paket," ujarnya Selasa 3 Januari 2023.
Di tahun 2019 dari target paket A sebanyak 452 orang tercapai 341 orang, dan paket B dari target 917 orang terealisasi 796.
Sementara itu di tahun 2020 target paket A sebanyak 298 orang terealisasi 99 orang, untuk paket B dari target 706 orang terealisasi 306 orang.
"Berlanjut di tahun 2021 paket A target 335 orang terealisasi 83 orang dan paket B target 778 orang terealisasi 395 orang. Untuk tahun 2022 paket A kita target 240 orang terealisasi 109 orang dan paket B target 570 orang terealisasi 258 orang," cetusnya.
BACA JUGA:Vakum 2 Tahun, Pemkab Tegal Siapkan Tiga Opsi Kembangkan Kolam Renang Bangun Tirta
Di tahun 2023 ini pihaknya memasang target global 600 orang baik untuk kejar paket A dan B. Dia menyatakan melalui pendataan anak putus sekolah ini diharapkan anak usia 7 hingga 15 tahun agar kembali ke sekolah melalui program pendidikan kesetaraan kejar paket A dan paket B.
"Tahun ini program akan kita garap dengan teknik pendampingan melalui Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) yang ada diseluruh Kabupaten Tegal."
"Kami siapkan fasilitas bagi mereka yang ingin sekolah kembali berupa pemberian alat tulis bagi warga belajar, tas, seragam, hingga uang transport bagi warga belajar. Untuk teknik pendataan dan pelaksanaan kami bentuk tim pendataan dan pendampingan tingkat kecamatan yang terdiri dari pengawas atau penilik sekolah, babinsa, dan PAC Fatayat," ungkapnya. *