SEMARANG, RADARTEGAL.COM - Stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang waktu yang cukup lama.
umumnya hal ini karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Permasalahan stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun.
Pemerintah menargetkan prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14 persen. untuk itu kolaborasi antar pihak sangat diperlukan guna mempercepat penurunan angka tersebut.
Bertempat di Openaire Resto Semarang, Telkomsel bersama BKKBN melakukan sosialisasi penanganan stunting secara hybrid dengan menghadirkan dr. Irma Ardiana MAPS, Direktur Bina Balita dan Anak BKKBN, Dr. Hery Suliantoro ST MT, Dosen Teknik Industri Undip dan Member IAPI Jawa Tengah. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dinas BKKBN Provinsi serta perwakilan BKKBN dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah.
BACA JUGA:Piala Dunia 2022 Klasemen Selasa 29 November : Prancis, Brasil dan Potugal Lolos Babak 16 Besar
Dalam kesempatan tersebut Telkomsel juga melakukan penandatanganan kesepakatan kerja sama dengan BKKBN Provinsi Jawa Tengah untuk melakukan digitalisasi program percepatan penanganan stunting melalui layanan enterprise Telkomsel.
Dalam sambutannya, VP Enterprise Account Management Telkomsel Samuel Pasaribu mengatakan, “Telkomsel sangat mendukung program BKKBN untuk melakukan digitalisasi program penanganan stunting di Jawa Tengah. Dukungan tersebut akan kami wujudkan dalam bentuk kerja sama seperti pengadaan layanan contact center, layanan top up pulsa/kuota B2B2C, layanan paket prepaid khusus tim pendamping keluarga (TPK), serta dukungan ketersediaan perdana Telkomsel secara gratis untuk TPK yang terdaftar."
Dalam kesempatan yang sama Kepala BKKBN Provinsi Jawa Tengah drg. Widwiono MKes memberikan apresiasi kepada Telkomsel yang telah proaktif membantu pemerintah dalam mengatasi stunting khususnya di Jawa Tengah.
“Semoga di tahun kedua kita bekerjasama ini bisa membawa manfaat yang lebih serta memberikan nilai tambah untuk kedua belah pihak. Tentu harapan akhirnya adalah angka stunting di Jawa Tengah bisa turun dibawah target angka nasional,” tutup Widwiono. *