Jumlah itu merupakan hasil produksi 10 UMKM mitra PT Sinar Intermarket Nusantara. Dalam waktu dekat, produk 8 UMKM juga akan menyusul untuk mengisi pasar-pasar modern di Jakarta.
“Tiap UMKM mendapatkan pesanan sekitar 2.220 picis sesuai dengan PSO,” terangnya.
Dia menjelaskan, pola yang diterapkannya dalam mengembangkan UMKM di Kabupaten Tegal, yakni dengan cara pengembangan SDM.
Selain juga pengembangan UMKM, pengembangan produk dan pengembangan pasar.
BACA JUGA:Tunawisma Jadi Sasaran Regsosek di Batang, Butuh Pendekatan Khusus, Pedataan Dilakukan Malam Hari
Untuk pengembangan SDM meliputi bimbingan, pendampingan dan pengembangan marketing.
Sedangkan pengembangan UMKM, meliputi pendampingan tentang standar operasional prosedur modern trade mulai dari kelengkapan data yang tercantum di dalam kemasan, hingga tata cara penataan produk untuk pengiriman.
“Pengembangan produk meliputi peningkatan mutu, kelengkapan regulasi nasional, managemen dan standarisasi kemasan,” ujarnya.
Ditambahkan, untuk pengembangan pasar yakni bimbingan pengembangan pasar domestik dan internasional.
BACA JUGA:Tagih Janji Pemberdayaan, Warga Demo di Dermaga PLTU Batang
Mulai dari standarisasi, sertifikasi, pengiriman, MoU hingga sistem pembayaran yang berlaku secara internasional.
“Hal ini merupakan hal baru bagi pelaku UMKM. Tidak sesederhana yang kami perkirakan. Kami akan berupaya keras agar produk bisa diterima di pasar nasional dan internasional,” pungkasnya. (*)