SLAWI, radartegal.com - Bupati Tegal Umi Azizah mengungkapkan pendataan awal Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) akan dijadikan sebagai acuan untuk penerima bantuan sosial (Bansos) dari pemerintah.
Karena itu, Regsosek diklaim bisa mengatasi masalah klasik, seperti penyaluran bantuan sosial yang tidak tepat sasaran.
“Dengan pendataaan Regsosek ini, kondisi sosial-ekonomi penduduk kita akan didata satu per satu tanpa terkecuali. Dari sini pula nantinya sistem pendataan yang ada selama ini bisa dibenahi, bisa terintegrasi semuanya, sehingga persoalan klasik seperti penyaluran bantuan sosial yang tidak tepat sasaran bisa ditekan bahkan dinihilkan,” kata Umi saat membuka Rapat Koordinasi Pendataan Awal Regsosek 2022 di salah satu hotel, di Slawi, kemarin.
BACA JUGA:Suami Tusuk Istri dengan Pisau Dapur hingga Tewas
Umi menyatakan, data kondisi sosial-ekonomi penduduk merupakan data dinamis.
Sehingga adanya persoalan ketidaktepatan sasaran penerima program bansos akan dapat diatasi lewat pembaruan basis data yang diawali dengan sensus.
Sebagaimana yang akan dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Regsosek dalam waktu dekat ini.
Momen pelaksanaan pendataan awal Regsosek 2022 dinilai Umi sangat tepat.
BACA JUGA:Diduga Korban Pembunuhan, Ibu Muda di Tanahbaya Ditemukan Meninggal Bersimbah Darah di Kamarnya
Sebab dengan adanya pandemi dan tekanan ekonomi pasca kenaikan harga BBM bersubsidi serta imbas kondisi perekonomian global, telah berpengaruh pada pergeseran data struktur sosial dan ekonomi masyarakat.
Menurutnya, data tunggal hasil Regsosek 2022 akan dijadikan sebagai acuan dalam menentukan target penerima program.
Mulai dari seluruh kementerian/lembaga, pemerintah daerah hingga pemerintah desa.
Termasuk data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) Kementerian Sosial. Sehingga implementasi program subsidi, perlindungan dan jaminan sosial pemerintah bisa berjalan efektif. Termasuk penuntasan kemiskinan ekstrem.
BACA JUGA:Nelayan Munjung Agung Terdampak Naiknya Harga BBM, Polres Tegal Beri Bantuan Ini
“Respon publik kita di medsos banyak yang tidak puas dengan penyaluran bansos karena ada ketidaktepatan sasaran. Bahkan hasil survei Agustus (2022) kemarin menyebutkan 70,9 persen subsidi atau bantuan sosial yang diberikan pemerintah belum tepat sasaran,” ujarnya.