KENDAL, radartegal.com - Saat libur melaut, biasanya banyak nelayan yang mengalami kesulitan ekonomi.
Namun tidak demikian dengan Suwardi, nelayan asal Kelurahan Bandengan Kendal, Jawa Tengah.
Pada saat libur melaut, Suwardi memanfaatkan waktu luangnya untuk menekuni ketrampilan membuat boneka dawangan, sehingga jadi usaha sampingan yang menghasilkan.
BACA JUGA:Peringati Hari Batik Nasional, Puluhan Pelajar di Kendal Membatik Tematik di Kain Sepanjang 10 Meter
Menurut Suwardi, pekerjaan sebagai nelayan kadang tidak menentu, karena tidak mesti bisa melaut setiap hari.
Pada musim-musim tertentu, seperti saat ombak besar, sebagai nelayan dengan perahu kecil terpaksa tidak melaut.
Demikian pula ketika tidak mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) solar, yang kadang masih sulit didapat, atau terjadi kelangkaan.
BACA JUGA:Pemkab Tegal Siapkan Rp4,5 Miliar untuk Nelayan, Tukang Ojek, Sopir dan Pelaku UMKM
“Membuat boneka dawangan ini sebagai sampingan, karena nelayan kecil seperti saya ini, kadang tidak bisa melaut, karena tidak mendapat solar,” kata Suwardi, kemarin.
Keterampilannya membuat boneka dawangan sudah dilakukan sebelum adanya pandemi. Namun sempat berhenti selama dua tahun, saat masa rawan Covid-19.
Paska pandemi mereda, Suwardi mulai menekuni kembali usaha membuat boneka dawangan, karena sudah ada yang mulai pesan.
BACA JUGA:KPK Periksa 11 PNS Pemkab Pemalang, Terkait Kasus Jual Beli Jabatan
“Menerima pesanan boneka ini sudah lama, tapi sempat berhenti ketika ada pandemi,” ungkap Suwardi.
Usaha sampingan membuat boneka dawangan ini dikerjakan jika ada yang pesan. Harga yang dibanderol mulai Rp200 ribu sampai Rp1 juta. Tergantung besar kecilnya boneka dawangan yang dibuat.
Sementara yang sudah pesan masih di wilayah Kabupaten Kendal. Ia juga menerima pembuatan ragangan badan dawangan dari bambu. Bagi pemesan, ada tambahan biaya Rp100 ribu.