KOTA TEGAL - Ratusan balita di salah satu kecamatan di Kota Tegal tercatat mengalami gagal tumbuh (stunting) akibat permasalahan pemenuhan gizi.
Karenanya, Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal terus berupaya dengan melakukan sejumlah tindakan agar angkanya dapat ditekan.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP2PA) Kota Tegal Muhamad Afin, Rabu (10/8) siang mengatakan, berdasarkan elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM), balita penderita stunting sebesar 5,6 persen. Sementara dari berdasar Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 angka prevalensi stunting sebesar 23,9 persen.
"Terkait itu, kita telah melakukan sejumlah upaya agar angka stunting di Kota Tegal bisa ditekan," katanya.
Upaya itu, kata Afin, di antaranya membentuk tim percepatan penurunan stunting dan pendamping keluarga. Selain itu, juga telah melakukan intervensi secara spesifik dengan pemberian makanan tambahan, tablet penambah darah, promkes menyusui dan pemberian makanan bagi bayi dan anak (PMBA).
"Selain itu, juga dengan pentatalaksanaan gizi buruk, pemantauan dan promosi pertumbuhan, suplementasi makronotrien, pemeriksaan kehamilan dan imunisasi serta menjamin secara terpadu balita sakit," jelasnya.
Afin menambahkan, untuk intervensi sensitif dilakukan dengan penyediaan air minum dan sanitasi, pelayanan gizi dan kesehatan, edukasi dan konseling perubahan perilaku serta akses pangan bergizi. Kemudian juga dilakukan audit stunting secara rutin.
Anggota Komisi IX DPR RI Dewi Aryani mengatakan, dari data yang diperoleh, stunting di Kecamatan Tegal Timur sebanyak 273 orang.
Dengan rincian Kelurahan Kejambon 54 orang, Slerok 57, Panggung 102, Mintaragen 43 dan Mangkukusuman 6.
"Masalah stunting di Jawa Tengah merupakan masalah serius dan butuh penanganan yang serius juga," katanya.
Karenanya, kata Dewi, pihaknya akan turut berupaya melakukan pencegahan masalah stunting. Salah satunya dengan melakukan terobosan melalui program penanaman bibit di Kota Tegal.
Kemudian, akan memberikan bantuan pinjaman permodalan untuk warung sembako dan nantinya juga akan diberikan pelatihan. Itu, dilakukan dalam upaya pengentasan kemiskinan.
"Karena masalah kemiskinan menjadi salah satu faktor kenaikan angka stunting, untuk itu penanganan stunting bukan hanya masalah pencegahan saja, namun dibutuhkan kerja sama antarlintas lembaga," pungkasnya. (muj/ima)