JAKARTA - Identitas Bharada E yang menembak mati Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J saat baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo, Jumat (8/7) lalu, masih menjadi teka-teki. Apalagi ajudan Ferdy Sambo itu kini bak ditelan bumi, tak diketahui keberadaannya.
Konon, isu yang beredar usai peristiwa penembakan tersebut, Bharada E diamankan oleh Mabes Polri. Versi Mabes Polri, status Bharada E adalah terperiksa.
Tindakannya menembak mati Brigadir J dianggap sebagai upaya untuk menyelamatkan kehormatan istri pimpinannya. Nah, kini setelah kasusnya ramai dibahas publik, sosok Bharada E pun mulai membuat publik penasaran.
Netizen bahkan berusaha mencari tahu untuk membongkar siapa sebenarnya yang dimaksud dengan Bharada E. Terkini, polisi muda dari kesatuan Brimob Polri itu diduga adalah Richard Eliezer Pudihang Lumiu.
Dia merupakan polisi muda asal Manado. Hal itu pun terlihat dari unggahannya di Instagram @r.lumiu. Netizen pun tak menyia-nyiakan kesempatan dengan langsung menyerbu akun IG tersebut.
Kebanyakan netizen mendesak Bharada E mengakui perbuatannya. Selain itu, ada juga yang terang-terangan memintanya jangan mau dijadikan tumbal.
Seperti diberitakan, aksi baku tembak yang terjadi di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo terus diselidiki. Informasi yang dihimpun tim penyelidik, insiden penembakan terjadi karena Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J diduga melecehkan istri Ferdy Sambo. Yaitu Putri Candrawathi.
Yosua diketahui masuk ke kamar istri Ferdy Sambo dan menodongkan pistol. "Berdasarkan keterangan dan barang bukti di lapangan bahwa Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam dan melecehkan istri Kadiv Propam dengan menodongkan senjata,” kata Karopenmas Div Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan di Jakarta, Senin (11/7).
Melihat kehadiran Brigadir Nopransyah Yosua Hutabarat di dalam kamarnya, istri Ferdy Sambo berteriak histeris. Teriakan istri Ferdy Sambo itu didengar oleh Bharada E yang saat itu berada di lantai 2.
Dia pun berlari turun ke lantai 1 dan menuju ke arah kamar pribadi komandannya. Begitu sampai di depan kamar, Brigadir Nopransyah Yosua Hutabarat menegurnya.
Karena panik, Yosua langsung menodongkan senjata dan menembak Bharada E. "Dia pun menghindar. Bharada E pun membalas menembak. Tembakannya mengenai sasaran dan menewaskan Yosua," papar Ramadhan.
Saat peristiwa itu terjadi, Ferdy Sambo tidak ada di rumah. Dia tengah menjalani tes PCR. Dari hasil olah TKP, Brigadir Yosua melepaskan tembakan sebanyak 7 kali, sedangkan Bharada E membalasnya dengan 5 kali tembakan. (*)