JAKARTA - Kasus baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo ditegaskan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) tidak ada kejanggalan. Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang tewas dalam tembak-tembakan itu mendapatkan lima tembakan dari Bharada E.
Fakta itu diungkapkan Ketua Harian Kompolnas, Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto saat diwawancarai sebuah televisi swasta, Rabu (13/7) lalu. Satu tembakan, beber Benny, bersarang tepat di dada Brigadir J, sedangkan Bharada E sama sekali tidak terkena tembakan.
Diakui Benny, dia sudah melihat tempat kejadian perkara (TKP) di kawasan Duren Tiga Jakarta Selatan. "Dari hasil olah TKP, kami tidak melihat adanya kejanggalan."
Benny juga memaklumi penafsiran publik soal Bharada E yang tidak sekalipun terkena tembakan. "Ini yang menimbulkan polemik. Dari hasil investigasi, saat itu kondisi Brigadir J dalam keadaan panik."
"Sehingga dia tidak fokus membidikkan senjatanya. Sehingga arah tembakannya tidak menentu. Selain itu, posisi Brigadir J juga terhalang tangga," papar Benny lagi.
Sementara Bharada E dapat fokus menembak karena posisinya di atas. Posisi tersebut, lanjut Benny, memudahkan Bharada E untuk membidik Brigadir J.
Menurut Benny, sosok Bharada E di kesatuan Brimob adalah penembak nomor satu dan pelatih vertical rescue. Benny Mamoto juga menyinggung soal luka lebam dan sayatan di tubuh Brigadir Yosua.
"Tidak ada luka sayatan. Yang ada luka bekas terserempet peluru atau pecahan peluru. Kalau sayatan itu tipis seperti kena pisau. Tetapi ini tidak. Saya sendiri sudah lihat foto-fotonya," terang mantan Deputi Pemberantasan Narkotika BNN ini.
Benny juga menyangkal rumor yang menyebut ada jari Brigadir Yosua yang putus. Jari Brigadir Yosua, kata Benny, terluka saat memegang pistol terkena tembakan Bharada E.
Dia memastikan tidak ada jari Brigadir Yosua yang putus. "Menyangkut masalah luka lain dari keterangan para saksi tidak ada aksi pemukulan dan sebagainya. Karena ini melepas tembakan dan pelurunya itu recoset mengenai benda lain baru mengenai tubuh," urainya.
Karena peluru mengenai benda lain, maka proyektilnya pecah sebelum bersarang ke dalam tubuh. Benny menjelaskan belum tentu luka yang diterima Brigadir Yosua selebar setelah terkena peluru utuh.
Seperti diketahui, aksi baku tembak yang terjadi di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo terus diselidiki. Informasi yang dihimpun tim penyelidik, insiden penembakan terjadi karena Brigadir Nopransyah Yosua Hutabarat melecehkan istri Ferdy Sambo yaitu Ny Putri Ferdy Sambo.