Ada yang menarik perhatian saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Batang, Jawa Tengah, Rabu (8/6). Bersama Ibu Iriana, Jokowi menumpangi mobil listrik saat melakukan kunjungan kerja tersebut.
Melalui media sosialnya, Presiden Jokowi mengungkapkan mobil listrik yang ditumpanginya adalah merk Hyundai jenis Genesis G80. "Menuju Kawasan Industri Terpadu Batang dengan mengendarai mobil listrik Genesis dari Hyundai. Suaranya nyaris tidak ada," tulis Jokowi.
Ditambahkan Jokowi, mobill listrik itu akan menjadi mobil resmi di KTT G20 di Bali nanti. "Mobil listrik Hyundai jenis Genesis G80 akan menjadi mobil resmi KTT G20 di Bali, bulan November nanti."
Cuitan Presiden itu, langsung ditanggapi mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo. Dia menanyakan kapasitas Jokowi yang seolah sedang mempromosikan atau memasarkan mobil listrik tersebut.
"Sekarang jadi SALES, Pak? Kok sampai segitunya, sih?" tulis Roy Suryo di twitter pribadinya, Kamis (9/6).
Roy Suryo lantas menyinggung tugas dan fungsi Presiden sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 pasal 4 sampai pasal 16. Roy menegaskan tidak etis Jokowi mempromosikan mobil, apalagi bukan bukan produk dalam negeri.
"Tupoksi Presiden itu (kalau benar-benar bisa baca UUD 1945, Pasal 4 sd Pasal 16), sepertinya TIDAK ADA lho sampai menjadi petugas pemasaran mobil, apalagi untuk mobil dengan merk ASING, alias bukan Karya Anak Bangsa begini. AMBYAR," ujar Roy Suryo.
Mobil listrik milik Hyundai merupakan raksasa otomotif milik Korea Selatan. Sepanjang tahun lalu Hyundai tercatat menjual total 693 EV Indonesia, dengan model Hyundai IONIQ Electric dan Kona Electric menyumbang 87%, atau 605 unit.
Perusahaan ini telah menyelesaikan pabrik dengan kapasitas produksi 150.000 unit per tahun di kompleks industri Deltamas, Cikarang, Jawa Barat pada Desember 2021.
Namun, Hyundai jenis Genesis G80 hingga saat ini belum terlihat di jalanan Indonesia. Hal ini dikarenakan G80 merupakan produk elektrik perdana dari lini premium Genesis.
Menurut Jokowi, kendaraan listrik merupakan bagian dari upaya pemerintah yang ingin membangun sebuah ekosistem yang besar. Jokowi melanjutkan ekosistem kendaraan listrik tersebut mencakup dari hulu sampai ke hilir.
"Mulai dari penambangan nikel, kemudian smelter-nya, refinery-nya, kemudian pembangunan industri katoda dan prekursornya, kemudian masuk ke litium baterai, EV battery-nya, baterai listriknya, kemudian mobilnya. Setelah mobilnya, juga masih ada lagi tambahan, yaitu recycle baterai listriknya sehingga ini betul-betul dari hulu ke hilir semuanya dalam sebuah ekosistem besar yang ingin kita kerjakan," kata Jokowi. (fin/zul)