Pengamat Politik Moh. Sholeh Basyari menilai, Cagub DKI Jakarta pada Pilkada 2024 wajib berpasangan dengan tokoh dari Nahdlatul Ulama (NU).
"Setidaknya ada tiga alasan kenapa wakilnya harus dari NU," kata Sholeh di Jakarta, Selasa (17/5).
Hal itu disampaikannya terkait dengan wacana mantan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany yang ingin pimpin DKI Jakarta.
Calon Gubernur DKI Jakarta yang akan ikut kontestasi pada 2024 mendatang, disarankan untuk menggandeng tokoh NU.
Setelah pembubaran FPI, kata dia, warna Islam Betawi kembali ke habitat aslinya yakni NU.
Kedua, Betawi dan NU adalah kekuatan utama sosial kemasyarakatan warga DKI.
Ketiga, dengan mengambil unsur NU, lanskap politik yang dibangun Airin sebangun dengan komposisi suprastruktur politik nasional, yakni perpaduan nasionalis-nahdiyin.
Direktur Eksekutif Center For Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) itu mengungkapkan, sejumlah tokoh NU yang menyiapkan diri masuk gelanggang Pilkada DKI Jakarta, antara lain, Ketua PWNU DKI Syamsul Maarif, Deputi 4 KSP Juri Ardiantoro, dan Wakil Ketua Umum PBNU Nusron Wahid.
Sebelumnya, Politikus Partai Gerindra DKI Muhammad Taufik meminta keluarga besar Pengurus Cabang NU Jakarta Utara untuk mendoakan mantan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany agar bisa memimpin Jakarta pada periode berikutnya.
"Mohon doanya agar Airin bisa pimpin Jakarta," kata Wakil Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta 2014—2022 ini saat hadir pada halalbihalal Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Utara, Minggu (15/5).
Taufik mengakui selama ini, beberapa kali calon Gubernur DKI Jakarta yang dibawanya ke Jakarta Utara selalu memenangi pemilihan kepala daerah (pilkada).
"Pak Anies mulai dari Jakarta Utara, Pak Jokowi ditenteng dari Jakarta Utara, itu semua jadi, betul tidak. Saya bagian menenteng, Jokowi saya tenteng, Pak Anies saya tenteng, dan sekarang Ibu Airin," kata Taufik dikutip dari Fin.co.id. (ima/rtc)