Keberhasilan Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkap dugaan kasus mafia minyak goreng (migor) dengan menjadikan tersangka 4 orang, diapresiasi publik. Apalagi diduga akibat permainan mafia migor ini, harga minyak goreng di Tanah Air masih mahal, karena stoknya terbatas.
Oleh aktivis Nicho Silalahi, keberhasilan Kejagung itu lalu dibandimngkan dengan aparat penegak hukum lainnya di bidang korupsi, yakni Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tak tanggung-tanggunga, Nicho menyinggung kembali kinerja lembaga antirasuah itu.
Menurut Nicho, kinerja KPK masih kalah dibandingkan lembaga lain seperti Kepolisian dan Kejaksaan. Hal itu ditunjukkan setelah Polri mengangkat Novel Baswedan dkk sebagai pegawai untuk fokus ke pemberantasan korupsi usai dipecat oleh KPK.
“Polisi Sibuk Perang dengan Korupsi, sehingga Mengangkat Pegawai PECATAN @KPK_RI,”jelasnya.
Bukan hanya itu, Kejaksaan juga bergas mengungkapkan mafia di balik kelangkaan minyak goreng selama ini. “Kejaksaan Sibuk Juga Perang Dengan Korupsi Sehingga Menangkap Orang Dekat @MendagLutfi,”lanjut Nicho.
Sementara KPK sebagai lembaga yang fokus pemberantasan korupsi malah sibuk menaikkan baliho ketua mereka, Firli Bahuri. “Eh Giliran @KPK_RI Sibuk Naikan Baliho, Mana Nih Jendral Baliho Apa Ga Mendidih Darahmu Lihat Baliho Firli ?” pungkasnya. (fajar/zul)