Apa yang dialami pegiat media sosial dan dosen Universitas Indonesia (UI), Ade Armando karena adanya sebab akibat. Ada sebab yang dibuat oleh Ade Armando hingga akibatnya dia dianiaya.
Pernyataan itu diungkapkan Imam Masjid Islamic Center New York, Imam Shamsi Ali. Menurut Shamsi Ali, searusnya kita bisa menemukan bahwa pada alam semesta ini ada hukum sebab akibat.
"Adanya reaksi karena disebabkan oleh aksi yang mendahului," kata Imam Shamsi Ali yang dikutip dari salah satu opininya, Rabu (13/4).
Dikatakan pula, jika ikuti sepak terjang Ade Armando dalam beberapa tahun terakhir, banyak yang terhentak sensitifitasnya. Di antaranya dari opini yang jelas menentang dasar-dasar keyakinan dan praktik agama, hingga ke kata-kata merendahkan dan menghina pemeluk agama tertentu.
"Dan lebih mengherankan lagi agama itu adalah agama yang diakui sebagai agamanya sendiri," kata Shamsi Ali.
Shamsi Ali membeberkan beberapa ucapan Ade Armando yang kerap menyinggung ummat Islam. Antaranya ucapannya bahwa syariah itu tidak ada, saya muslim tapi tidak percaya syariah.
Kemudian, azan itu panggilan biasa, Alquran itu bisa dibaca dengan cara Minang, Sunda, Jawa, dan lain-lain. Dari salat lima waktu tidak diperintahkan dalam Alquran, hingga usulan menghapuskan haji dan umrah, karena hanya memiskinkan umat.
"Bahkan dengan kasar menuduh orang Islam dungu, karena banyak mikirin selangkangan," kata Imam Shamsi.
"Semua itu dan banyak lagi yang lain menjadi bagian dari “insensitifitas” Ade Armando dalam menyampaikan opini-opini yang diakuinya itu sebagai opini keagamaan," sambung dia.
Shamsi Ali mengatakan seharusnya kepolisian merespons Ade Armando yang kerap melakukan penghinaam terhadap Islam. Sehingga dia tidak bebas berkeliaran seolah merasa dilindungi.
"Jika selama ini Ade Armando dengan terang-terangan melakukan penghinaan kepada agama dan pemeluk agama kenapa masih saja berkeliaran, bahkan mengaku dilindungi?" Imam Shamsi Ali.
Namun begitu, Imam Shamsi tak sepakat dengan adanya penganiayaan yang dialami Ade Armando. "Dan, karenanya saya menyerukan agar pelaku maupun ‘otak pelaku’ harus segera ditangkap untuk mempertanggung jawabkan perlakuannya," tuturnya. (fin/zul)