Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) RON 92 yang lebih dikenal sebagai pertamax diungkapkan Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati kepada Komisi VII DPR. Kenaikan harga pertamax ini memang memancing perdebatan di kalangan masyarakat.
Nicke curhat usai dicecar anggota Komisi VII DPR RI terkait kenaikan harga pertamax dari Rp9.000 ribu menjadi Rp12.500. Dia menjelaskan kenaikan BBM jenis RON 92 tidak hanya berlaku di Pertamina, tapi juga dilakukan perusahaan BBM lainnya.
“Yang menaikkan RON 92 itu bukan hanya Pertamina, seluruh perusahaan di Indonesia menaikkan malah harganya lebih tinggi perusahaan lainnya itu menaikkannya Rp16.000 Pertamina naiknya Rp12.500,” kata Nicke dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Gedung Nusantara I, Komplek Parlemen, Senayan, Rabu (6/4) lalu.
Nicke mengatakan Pertamina telah memberikan subsidi sebesar Rp3.500 perliter untuk bahan bakar jenis Pertamax, subsidi ini untuk meringankan beban masyarakat akibat kenaikan harga BBM di seluruh dunia.
“Karena kita BUMN kita memahami kesulitan masyarakat tetapi tidak bisa juga menanggung seluruhnya karena Pertamina badan usaha semua mengharapkan Pertamina untung kan ada deviden, jadi mohon dipahami,” katanya.
Secara tegas, Nicke meminta masyarakat dan parlemen memahami kondisi yang dialami Pertamina saat ini. Diapun mengkomparasi kenaikan RON 92 antara Pertamina dengan kompetitornya yakni Shell dan Vivo yang terlebih dahulu menaikkan harga namun tidak nyaring dipersoalkan masyarakat.