Gelombang demontrasi kembali disuarakan Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) untuk mengkritisi kebijakan-kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ancaman demo ini dilakukan AMI, usai menggelar aksi unjuk rasa di Kawasan Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (1/4) lalu.
Mereka mengungkapkan akan kembali menggelar aksi demo dengan massa yang lebih besar, jika tuntutan mereka soal penolakan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden diacuhkan Jokowi.
Menanggapi ancaman demo mahasiswa itu, politisi PDI Perjuangan, Ruhut Sitompul menyindir rencana aksi mahasiswa tersebut. Dia bahkan menyebut mereka sebagai orang yang hanya mengaku mahasiswa.
“Yang mengaku mahasiswa mau demo lagi, selamat ya mau mendukung barisan sakit hatikadrun ha ha ha,” tulis Ruhut di akun Twitter miliknya @ruhutsitompul, Selasa (5/4).
Ruhut mengatakan meski terus didemo, Presiden Jokowi akan terus bekerja. “Pak Joko Widodo Presiden RI terussssssss bekerja utk Rakyat Indonesiatercinta baik yang mendukungnya secara total maupun yang tdk mendukung benar2 Negarawan Sejati MERDEKA,” ungkapnya.
Sebelumnya, Perwakilan AMI, Bayu Satria Utomo mengatakan, penolakan penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden perlu disikapi. Tentunya, oleh Jokowi selaku orang nomor satu di Indonesia.
“Penolakan terhadap penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden perlu disikapi langsung oleh Presiden sebagai pejabat tertinggi negara,” kata Bayu.
Hingga kekinian, mahasiswa masih menunggu Jokowi untuk membuat pernyataan terbuka menolak wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Jika tidak, kata Bayu, mahasiswa mengancam akan turun ke jalan dalam jumlah yang lebih besar.
“Hal tersebutlah yang menjadi pernyataan sikap para mahasiswa yang turun ke jalan hingga sore menjelang malam hari,” kata Bayu yang juga Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia tersebut. (fajar/zul)