Soal Mudik Lebaran nanti, Satgas Covid-19: Tergantung Upaya Pemerintah dan Level PPKM di Setiap Daerah

Minggu 13-02-2022,11:35 WIB

Awal Ramadhan ditetapkan oleh PP Muhammadiyah jatuh pada 2 April mendatang. Jadwal Puasa ini disambut antusias sekaligus cemas oleh warga dunia maya.

Di tengah gempuran Corona varian Omicron ini, netizen khawatir Lebaran kali ini tidak bisa mudik lagi. Penetapan awal Puasa dan Lebaran itu diketahui dari Maklumat tentang penetapan hasil hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1443 Hijriah. 

Maklumat yang diteken Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyebutkan penetapan awal Ramadhan ini berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tadjid.

Dari hasil hisab itu ditetapkan 1 Ramadan 1443 Hijriah jatuh pada 2 April 2022. Sementara 1 Syawal 1443 H jatuh pada 2 Mei 2022.

Muhammadiyah juga mengumumkan 1 Zulhijah 1443 Hijriah jatuh pada Kamis, 30 Juli 2022. Dengan demikian, hari Arafah 9 Zulhijah 1443 H jatuh pada 8 Juli 2022 dan Hari Raya Idul Adha akan diperingati pada 9 Juli 2022.

Dengan terbitnya maklumat tersebut, Sekum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengimbau kepada umat Islam agar menunaikan ibadah puasa, shalat tarawih, dan ibadah lainnya selama Bulan Ramadhan.

Ia mengajak umat menjadikan momentum ibadah Ramadhan untuk meningkatkan kualitas iman, memperbanyak sedekah, dan memperbanyak berdoa untuk keselamatan diri, umat, dan bangsa.

Di tengah kabar bahagia soal Puasa, justru muncul kabar tidak baik soal Corona. Kasus positif Corona yang dipicu varian Omicron terus meroket selama 2 pekan ini. Merujuk laporan Satgas Covid-19, per hari kemarin, ada tambahan kasus positif 55.209 kasus.

Tambahan kasus ini mendekati puncak tambahan kasus Corona di gelombang kedua pada 15 Juli 2021. Saat itu, ada 56.757 kasus Corona dalam sehari.

Yang lebih menyeramkan lagi, kasus harian yang sudah menembus 55 ribu kasus itu, ternyata belum sampai puncaknya. Karena puncak dari serangan Omicron di Indonesia diprediksi terjadi pada akhir bulan sampai awal Maret 2022.

Jumlah kasus positif yang bakal terjadi di masa puncak itu, disebut bisa mencapai 150 ribuan atau 3 kali lipat dari gelombang Delta. Kalau Omicron terus ngamuk, gimana nasib mudik?

Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Alexander Ginting mengatakan keputusan mudik Lebaran nanti, tergantung dari upaya pemerintah mengendalikan Omicron. Kalau pun boleh atau tidak, itu tergantung pada level PPKM di setiap daerah.

Namun, dia berharap, setelah puncak kasus Corona akhir Februari nanti, situasi bisa langsung mulai mereda. “Semoga bisa kembali ke PPKM level 1 atau level 2,” kata Alexander, kemarin.

Karena itu, ia minta masyarakat menunggu perkembangan situasi di lapangan. “Kita tunggu puncaknya sampai mana, baru bisa kita hitung pelandaiannya,” ungkapnya.

Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mengatakan, nasib mudik Lebaran tergantung pada bagaimana upaya pemerintah menekan lonjakan kasus Corona.

Tags :
Kategori :

Terkait