Kasus sengketa agraria yang terjadi di Desa Wadas Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah tengah mendapat sorotan.
Hal ini tidak luput dari perhatian pegiat media sosial Eko Kuntadi yang memberikan analogi sederhana dalam cuitannya.
Dikutip dari Fajar, Eko menganalogikan peristiwa sengketa lahan tersebut seperti seseorang yang sedang menjual tanah mereka. Lalu ada tetangga yang mengamuk atas transaksi itu.
“Kamu jual tanah. Pembelinya mau ngukur luas tanahmu. Eh, tetanggamu ngamuk. Gak setuju tanahmu dijual. Mereka menghalangi proses pengukuran tanah itu,” ujar Eko dilansir dari Twitter pribadinya, Rabu (9/2).
Eko menambahkan, apalagi pada proses jual beli itu, sang tetangga ngamuk karena mendapatkan provokasi dari orang lain.
“Ngamuknya tetanggamu karena ada orang lain yang ngomporin. Terus kamu gak berhak minta perlindungan polisi dari amukan tetangga,” pungkasnya.
Komentar Eko ini merupakan analogi sederhana yang ia berikan terkait peristiwa yang terjadi di Desa Wadas Jawa Tengah yang belakangan menjadi viral di media sosial.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD meminta masyarakat tidak terprovokasi oleh berbagai tayangan terkait situasi di Desa Wadas Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yang banyak beredar di media sosial.
Menurut Mahfud, tayangan yang menunjukkan perlakuan tidak menyenangkan aparat kepada warga Desa Wadas merupakan bentuk framing atau upaya menggiring opini publik. (Rtc/ima)