Asif I Ahany (19), mahasiswi IAIN Salatiga, meninggal dunia setelah mengikuti kegiatan mapala yang dilakukan di Gunung Telomoyo Salatiga. Diduga mahasiswi asal Pabelan, Kabupaten Semarang itu mengalami penurunan kondisi fisik akibat kelelahan, Jumat (14/1).
Dari keterangan rekan-rekan korban, korban mengikuti perekrutan anggota mapala baru sejak, Jumat (7/1) lalu. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan tahunan Mapala IAIN Salatiga.
Kondisi cuaca ekstrem selama kegiatan berlangsung menyebabkan kondisi peserta rentan mengalami penurunan kondisi kesehatan. Kegiatan berakhir, Rabu (12/1) lalu, dan para peserta kembali ke Posko Toyibah, Kalibening, Tingkir, Salatiga.
Namun, Kamis (13/1), korban terus mengalami penurunan kondisi. Kesehatannya semakin memburuk hingga akhirnya malam harinya sekitar pukul 22.10 WIB, dalam kondisi tidak sadar korban diantar rekan-rekannya dengan sepeda motor ke IGD RS dr. Asmir Salatiga.
Sesampai di rumah sakit, tim dokter melakukan pemeriksaan dan tindakan medis, namun korban tidak tertolong. Akhirnya Asif dinyatakan meninggal pada pukul 22.30 WIB oleh dokter jaga yang menanganinya.
Informasi mengenai meninggalnya mahasisiwi tersebut kemudian dilaporkan ke kepolisian dan ditindaklanjuti Polsek Tingkir dengan mengirimkan sejumlah anggota ke RS dr. Amir Salatiga. Berdasar hasil keterangan dokter, tidak diketemukan tanda2 kekerasan fisik pada tubuh korban.
Sementara pihak keluarga korban yang mendapat informasi meninggalnya korban kemudian menjemput jenasah korban di RS dr. Amir Salatiga. Setelah mengetahui kronologis kejadian dan kondisi korban, pihak keluarga menyatakan menerima atas meninggalnya korban tersebut.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Iqbal Alqudusy saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut dan menyatakan belasungkawa atas meninggalnya korban.
"Berdasar laporan, keluarga juga tidak ingin dilakukan otopsi terhadap almarhumah. Itu tertuang pada surat pernyataan keluarga," ucapnya.
Kabid Humas mengimbau kepada masyarakat untuk mempertimbangkan faktor cuaca dan kesiapan fisik sebelum melaksanakan kegiatan out door. Di masa pandemi, protokol kesehatan harus diutamakan dan menghindari kegiatan yang mengundang kerumunan.
"Untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, hingga cuaca kembali membaik kami himbau agar segala kegiatan dilakukan melalui online. Bila mengharuskan tatap muka agar dilakukan dalam ruangan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan," pungkas Kabidhumas. (zul)