“Alasannya masih ada kakak perempuan (yang belum menikah) dan juga mempertimbangkan karir dari pelaku,” ungkap Siti dalam konferensi pers virtual, Senin (6/12).
Upaya penyelesaian secara kekeluargaan juga dilakukan saat Novia Widyasari hamil untuk kedua kalinya. Saat itu, ibu korban mencoba berkomunikasi dengan keluarga Bripda Randy Bagus.
“Korban malah dituduh sengaja menjebak Bripda Randy Bagus agar menikahi korban,” beber Siti.
Yang tidak kalah mengejutkan adalah adanya peran keluarga Bripda Randy Bagus dalam pemaksaan aborsi Novia. Berdasarkan keterangan Novia dalam laporannya, aborsi itu juga mendapat dukungan dari keluarga Bripda Randy Bagus.
Karena dituduh menjebak pelaku itulah yang kemudian membuat Novia menjadi sangat depresi. "Terlebih sebelum proses pemaksaan aborsi kedua, ayah dari korban meninggal dunia,” ujar Siti.
Siti Aminah Tardi mengungkap, Bripda Randy Bagus berkali-kali memaksa Novia menggurukan kandungan. Akan tetapi, paksaan dari polisi bejat itu juga berkali-kali mendapat penolakan dari korban.
Namun, Bripda Randu Bagus terus-terusan memaksa Novia menggugurkan janin dalam perutnya. “Mulai dari minum obat-obatan KB sampai jamu-jamuan,” ungkap Siti.
Yang cukup nyeleneh dan tidak masuk akal adalah, dalam keadaan hamil di luar nikah, Bripda Randy Bagus juga memaksa Novia mau melayani nafsu bejatnya. (jpc/poj/zul)