Harga Solar Nonsubsidi Naik Hingga Rp11 Ribu per Liter, Nelayan Batal Melaut

Rabu 03-11-2021,16:34 WIB

Sejumlah pemilik kapal dan nelayan mengeluhkan tingginya harga solar industri perikanan yang terjadi pada beberapa bulan terakhir. Pasalnya, itu berdampak pada biaya perbekalan sebelum melaut sehingga akan mengurangi pendapatan. 

Karenanya, mereka membatalkan keberangkatan mereka untuk melaut. Mereka pun berharap agar harga bisa kembali diturunkan. 

Salah satu nelayan, Sastrodiharjo (38) mengatakan, awalnya dia hendak membeli BBM Solar nonsubsidi untuk industri di sektor perikanan. Namun, dirinya kaget lantaran harganya sudah mencapai Rp11 ribu per liter. 

"Tadinya mau beli BBM untuk melaut. Ternyata harganya cukup tinggi," katanya. 

Menurut Sastro, kenaikan harga BBM itu akan berdampak pada meningkatnya biaya perbekalan. Belum lagi saat ini harga ikan dan cumi cukup rendah. 

"Kalau dipaksakan, harga perbekalan tentu akan tinggi. Sementara harga ikan dan cumi saat ini menurun. Kalau dipaksakan berangkat, kasihan ABK-nya," tandasnya. 

Salah satu pemilik kapal, Riswanto mengatakan, tren kenaikan harga solar industri yang digunakan kapal dirasakan dalam kurun waktu 3 bulan belakangan. Terakhir, harga di Oktober lalu sudah Rp9.500 dan memasuki November ini mencapai Rp11 ribu. 

"Kita masih mempertanyakan ke pihak terkait, ini kok trennya naik. Terus mau sampai kapan dan apa penyebabnya yang menjadikan kenaikan BBM solar industri jenis marine," katanya. 

Menurut Riswanto, jika dipaksakan dengan harga Rp11 ribu, itu akan berdampak pada biaya operasional kapal yang membengkak. Sehingga dapat berpengaruh pada pendapatan bagi hasil mereka nantinya. 

"Pemberitahuan untuk perubahan harga dari agen diberikan setiap 15 hari. Permasalahan kita, mau sampai kapan," ujarnya. 

Riswanto berharap, ada harga khusus untuk solar industri sektor perikanan itu. Kisarannya, di atas subsidi dan di bawah industri atau sekitar Rp6 ribu. 

"Kita meminta kepada pemerintah, seandainya harga solar industri perikanan diberi harga khusus. Jangan sampai kita mengikuti tren kenaikan solar minyak dunia," tandasnya. (muj/ima)

Tags :
Kategori :

Terkait