Kanker Prostat

Rabu 03-11-2021,04:20 WIB

Oleh: Dahlan Iskan

ANDA sudah tahu: Presiden SBY lagi sakit. Sakitnya tidak membahayakan —untuk ukuran zaman sekarang: kanker prostat tahap awal.

Jarang sekali orang umur 45 tahun ke bawah terkena sakit prostat. Kian tua kian banyak. Apalagi yang di atas 60 tahun.

Anda juga sudah tahu: sakit prostat hanya diderita laki-laki. Wanita tidak punya prostat —karena tidak punya penis. Prostat adalah aksesori dari kemaluan laki-laki.

Pak SBY sudah mengumumkan: Selasa sore (2/11) berangkat ke luar negeri. Di sana beliau akan menjalani operasi untuk menyembuhkannya.

Presiden Jokowi sudah diberi tahu. Dan akan menyertakan dua-tiga dokter kepresidenan untuk mendampingi selama pengobatan.

Ke mana Pak SBY akan berobat?

Kini terlalu banyak dokter hebat yang bisa melakukannya. Di banyak negara. Pun di banyak kota di Indonesia. Tinggal pilih negara mana yang disuka.

Singapura sangat mampu. Bahkan operasinya sudah pakai robot. Sudah lebih 1.000 operasi kanker prostat dilakukan di Singapura.

Pun teman baik saya. Sukses menjalaninya 2 tahun lalu. Hanya beberapa minggu sebelum pandemi.

Hari kedua ia sudah bisa meninggalkan rumah sakit. Ia merasa bahagia sekarang ini.

Waktu itu umurnya 72 tahun. Langsing. Hidupnya cukup sehat. Ia merasa harus sering kencing. Pun kalau malam. Setelah ke dokter ia tahu: prostatnya membesar. Ia kian waspada. Setiap 6 bulan harus periksa dokter. Lebih teliti. Jangan sampai telat tahu-tahu sudah berkembang menjadi kanker.

Sakit prostat itu ada empat jenis: kanker, infeksi, bengkak, dan membesar.

Akhirnya dokter mencurigainya: ada kanker. Tapi belum pasti. Harus dimonitor terus. Enam bulan berikutnya juga belum terlihat membesar. Tapi sudah dipastikan itu kanker. Dicoba dulu diatasi dengan obat. Sambil terus diamati.

"Saya putuskan segera operasi. Tempulu masih sangat dini," katanya.

Tags :
Kategori :

Terkait