PDI Perjuangan (PDIP) ternyata tidak menjadikan hasil lembaga survei sebagai patokan untuk menentukan calon pemimpin untuk Pilpres 2024 mendatang. Padahal, sejumlah tokoh politik saat ini memiliki elektabilitas cukup tinggi di sejumlah lembaga survei.
Tak terkecuali Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang nota bene adalah merupakan salah seorang kader PDIP. Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto memaparkan partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri ini tidak bisa memutuskan berdasarkan hasil survey semata, karena memiliki mekanisme.
Selain itu, setiap calon pemimpin yang mengikuti kontestasi harus melalui kaderisasi kepemimpinan masyarakat, terjun ke tengah rakyat, dan setelah melalui berbagai ujian kepemimpinan, khususnya ketika dihadapkan untuk mengambil keputusan yang sulit namun baik bagi masa depan bangsa dan negara.
Sebagai contoh, Hasto menyebutkan keputusan yang diambil Megawati ketika menentukan capres dan cawapres pada tahun 2014 dan 2019 yang lalu.
"Tolak ukur seorang pemimpin bangsa dan negara tidaklah semata-mata dari survei," ujar Hasto di sela-sela kegiatan sunatan massal di Kantor DPP PDIP di Jakarta Pusat, Sabtu (23/10).
Hasto menilai banyaknya pengalaman yang keliru ketika mengambil keputusan berdasarkan semata-mata hasil survei. Dia mencontohkan Susilo Bambang Yudhoyono yang dalam survei sebelum Pilpres sangat tinggi, tetapi saat ini dipertanyakan legacy apa dari kepemimpinan Beliau.
"Ini menjadi pendidikan politik bagi kami bahwa kami mencari sosok pemimpin yang berani mengambil tanggung jawab, keputusan meskipun pahit. Kami bukan mencari pemimpin yang menyenangkan semua pihak, tetapi yang punya tanggung jawab bagi masa depan bangsa dan negara," kata dia.
Menurut alumnus UGM itu, seorang presiden harus bertanggung jawab terhadap negara dan rakyatnya di masa depan.Selain itu, juga harus berani tampil menghadapi tantangan internasional, seperti ketegangan di Laut Tiongkok Selatan, krisis di Timur Tengah, kemudian beban dari kebijakan fiskal terhadap utang akibat akumulasi pinjaman luar negeri di masa lalu, dan juga akibat pandemi.
"Itu semua menjadi tanggung jawab pemimpin yang akan datang. Pemimpin harus dipersiapkan sebaik-baiknya," imbuh Hasto.
Maka dari itu, Hasto menegaskan bahwa urusan copras capres akan dipertimbangkan secara matang oleh PDIP melalui kontemplasi melihat rekam jejak calon, kepribadian, kemampuan teknokrasi dan sejumlah hal lainnya.
"Namun yang pasti, Bu Megawati selalu berdialog dan mencari pemimpin yang sesuai dengan kehendak rakyat," tutupnya. (rmol/zul)