Kabupaten Pemalang masuk dalam daftar lima daerah dengan tingkat kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah. Melansir data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, angka kemiskinan ektrem di Kabupaten Pemalang mencapai 9,52 persen dari jumlah penduduknya atau 124.270 jiwa.
Merespon hal itu, Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo mengatakan telah menyiapkan langkah-langkah untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Dikatakannya, program dewi atau desa wisata menjadi salah satu program unggulan Pemkab Pemalang, untuk bisa mendongkrak perekonomian dari tingkat desa.
"Melalui pengembangan wisata di desa, tentu harapan kami bisa membuka lapangan pekerjaan, memberdayakan UMKM di lingkungan desa wisata tersebut," kata Agung, selepas acara ramah tamah dengan wartawan di Pendopo Disparpora Pemalang, Kamis (7/10).
Untuk percepatan pendataan warga miskin di tingkat desa, juga telah dikembangkan Desi atau Desa Digital. Sehingga pendataan yang dilakukan bisa lebih cepat dan valid.
Selanjutnya adalah dengan program Desa Sinergi (Desi), yang memungkinkan desa-desa di Pemalang saling bersinergi dan bahu membahu dalam memajukan Pemalang.
"Kemudian kami juga program Koin (Kota Industri) yang mana tentunya akan menyerap banyak tenaga kerja," ujarnya.
Sebagai permulaan kawasan industri, Pemkab Pemalang diketahui mulai membangun pusat bisnis modern di lahan seluas 6,5 hektare di Jalan Raya Pemalang- Randudongkal, tepatnya di Desa Surajaya Kecamatan Pemalang.
"Kalau kawasan industri ini terealisasi, saya kira akan menyerap puluhan ribu pekerja, bahkan ratusan ribu karyawan yang bisa bekerja," pungkasnya.
Saat ini ada lima desa di lima kecamatan yang warganya termasuk dalam data kemiskinan ekstrem ini. Hingga akhir tahun ditargetkan, semuanya bisa dientaskan. (sul/zul)