Gatot Nurmantyo Beber Indikasi Paham Komunis Menyusup di TNI: di Museum Kostrad

Senin 27-09-2021,15:20 WIB

Publik dibuat geger dengan diorama Penumpasan G30S PKI yang mendadak hilang dari Museum Kostrad.

Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo turut memberikan tanggapan terkait diorama Penumpasan G30S PKI yang hilang dari Museum Kostrad.

Diakuinya, Partai Komunis Indonesia (PKI) memang telah dibubarkan menyusul kegagalan kudeta mereka di tahun 1965.

Namun, kini anasir pendukung PKI telah berhasil menyusup kembali ke tubuh TNI.

Gatot Nurmantyo menduga, hilangnya diorama Penumpasan G30S PKI dari Museum Kostrad menunjukkan indikasi penyusupan paham komunis di TNI.

Hal itu diungkapkan Gatot Nurmantyo dalam diskusi bertajuk TNI Vs PKI yang digelar Minggu malam (26/9).

“Sangat benar bahwa PKI sebagai organisasi sudah dibubarkan. Benar pula bahwa hari ini ideologi komunis sudah tidak laku di dunia. Tetapi fakta di Indonesia memperlihatkan PKI mudah melakukan pemberontakan,” ujarnya dikutip dari RMOL.

Dalam diskusi yang digelar secara daring itu, Gatot Nurmantyo memutar sebuah klip pendek yang memperlihatkan Museum Dharma Bhakti di Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di kawasan Gambir, Jakarta Pusat.

Museum itu berada di bekas ruang kerja Pangkostrad ketika peristiwa G30S/PKI terjadi, Mayjen Soeharto.

Di dalam museum itu tadinya terdapat diorama yang menggambarkan suasana di pagi hari, 1 Oktober 1965, beberapa jam setelah enam jenderal dan seorang perwira muda TNI AD diculik anasir PKI yang ada di tubuh pasukan kawal pribadi presiden, Cakrabirawa.

Adegan yang digambarkan adalah saat Mayjen Soeharto menerima laporan dari Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) Kolonel Sarwo Edhie Wibowo.

Sementara, Menteri/Panglima TNI Angkatan Darat Jenderal AH Nasution yang selamat dari upaya penculikan PKI beberapa jam sebelumnya duduk tidak jauh dari Soeharto dan Sarwo Edhie.

Dalam slide berikutnya yang diperlihatkan Gatot Nurmantyo, patung ketiga tokoh penting di balik penumpasan G30S/PKI itu sudah tidak ada.

“Jurang kehancuran itu telah ada di depan mata, baru saja terjadi, adalah di Museum Kostrad,” kata Gator Nurmantyo.

“Dalam ruang kerja Pak Harto ada patung Pak Harto, Pak Sarwo Edhie, dan Pak Nasution yang menggambarkan saat kritis (setelah penculikan enam jenderal TNI AD) dan rencana menyelamatkan negara dari pengkhianatan PKI, sekaligus peran utama Panglima Angkatan Darat, Pangkostrad, dan Resimen Parako yang kini menjadi Kopassus,” sambungnya.

Tags :
Kategori :

Terkait