3.839 orang terkonfirmasi positif Covid-19 terdeteksi masih melakukan aktivitas di sejumlah fasilitas-fasilitas umum. Ini terjadi dalam kurun waktu sebulan terakhir, dan mayoritas terdeteksi jalan-jalan ke mal.
"Diluncurkan baru sebulan, sudah ada 29 juta yang melakukan check in dengan PeduliLindungi. Namun, ada 3.839 orang yang masuk kategori hitam. Seseorang yang terinfeksi Corona diminta kesadarannya untuk karantina mandiri. Tujuannya untuk melindungi diri dan orang lain," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI secara virtual di Jakarta, Senin (13/9).
Dia mengatakan aplikasi PeduliLindungi membagi kriteria seorang pengunjung di fasilitas umum ke dalam empat indikator warna. Hitam menandakan pengunjung tersebut positif COVID-19 atau mengalami kontak erat dengan pasien.
Indikator selanjutnya ada merah. Yaitu menandakan seorang pengunjung belum menerima vaksin COVID-19. Warna kuning menandakan pengunjung telah menerima satu kali vaksin.
Atau berstatus sebagai penyintas kurang dari tiga bulan. Selain itu, tidak ada data yang bersangkutan positif dan kontak erat.
Terakhir adalah indikator hijau. Ini menandakan seseorang telah menerima dua dosis vaksin. Juga tidak ada hasil tes positif maupun kontak erat dengan pasien COVID-19.
"Di samping itu, pengunjung juga sudah menjalan tes cepat PCR yang berlaku 2x24 jam dengan hasil negatif. Atau menjalani tes cepat antigen 1x24 jam dengan hasil negatif. Hitam artinya positif COVID-19. Tetapi masih jalan-jalan di luar," terangnya.
Aplikasi yang dikelola Kementerian Komunikasi dan Informatika itu mencatat 3.000 orang terdeteksi positif saat masuk mal. Lalu, 43 orang lainnya terdeteksi saat berada di bandara.
Kemudian, penumpang kereta 63 orang, 55 lainnya masuk ke restoran.
"Orang-orang ini adalah yang sudah teridentifikasi positif COVID-19. Dengan demikian, kita bisa melacak mereka dan memastikan segera diambil dan dilakukan karantina," tukasnya.
Aplikasi PeduliLindungi dibangun dengan menghubungkan sistem big data Kemenkes. Namanya New All Record (NAR). Alat ini berisi rekaman data masyarakat yang menjalani pemeriksaan tes cepat PCR maupun antigen pada fasilitas pelayanan kesehatan yang bekerja sama dengan Kemenkes RI.
"Kita juga pastikan semua vaksin yang disuntikkan pasti masuk ke dalam Aplikasi PeduliLindungi. Kita memahami ada beberapa yang saat disuntik, tapi tidak masuk sertifikatnya. Sekarang kita sudah memberikan call center khusus juga website khusus, email khusus. Itu bisa diperbaiki," tutupnya. (rh/zul)