Badan Energi Atom Internasional (IAEA) melaporkan reaktor nuklir utama Korea Utara, Yongbyon kembali aktif. Hal itu dianggap sebagai pertanda Kim Jong-un kembali mengembangkan program senjata.
Menurut laporan tahunan IAEA yang dirilis pada Senin (30/8), bahwa pengaktifan kembali reaktor nuklir ini menandakan jika Yongbyon kembali beroperasi.
"Sejak awal Juli, ada beberapa indikasi, termasuk pelepasan air dingin, yang menunjukkan reaktor beroperasi," demikian bunyi laporan IAEA yang dikutip dari AFP, Selasa (31/8).
"Jika benar, maka Korut mengaktifkan kembali salah satu reaktor nuklir utama mereka yang sudah tak beroperasi sejak Desember 2018 lalu," sambungnya.
IAEA sendiri sebenarnya sudah diusir dari Korut sejak 2009. Namun, badan atom itu masih memantau ketat perkembangan situasi di Korut dari luar.
Ketika mengetahui indikasi pengaktifan kembali Yongbyon, IAEA mengaku sangat khawatir. Mereka menegaskan bahwa pengaktifan Yongbyon merupakan "pelanggaran" terhadap resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat juga mengaku sudah menerima informasi mengenai pengaktifan kembali reaktor nuklir ini.
"Laporan ini menggarisbawahi betapa penting dialog dan diplomasi agar denuklirisasi penuh dapat tercapai di Semenanjung Korea," ujar pejabat itu kepada AFP.
"Kami akan terus berdialog dengan Korut untuk membahas aktivitas yang dilaporkan ini dan berbagai hal lain terkait denuklirisasi," pungkasnya. (fin/zul)