Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto menganggap pemerintah ingkar janji terkait rencana konsolidasi anggaran riset di berbagai kementerian/lembaga. Faktanya anggaran riset dalam RAPBN 2022 susut hingga sepertiganya.
Menurut Mulyanto, postur anggaran riset yang kecil ini menunjukan komitmen pemerintah untuk mengembangkan kegiatan riset tidak terbukti. Padahal sebelumnya, saat ingin membentuk BRIN, pemerintah mengatakan anggaran riset akan dikonsolidasikan dalam satu lembaga. Tujuannya agar efisien dan efektif.
"Janji pemerintah ingin mengkonsolidasikan anggaran riset melalui BRIN ternyata cuma janji kosong," kata Mulyanto, lewat keterangan resmi, Sabtu (28/8).
Mulyanto melihat, dalam APBN 2021 dan RAPBN 2022, ternyata anggaran riset semakin merosot. Beberapa kementerian yang telah melikuidasi Balitbang-nya tidak punya lagi mata anggaran Riset dan Inovasi Iptek. Tersisa hanya sembilan kementerian yang memiliki anggaran riset.
Namun nahasnya, anggaran riset dari kementerian yang melikuidasi balitbangnya berganti dengan nomenklatur mata anggaran lain, anggaran riset tersebut tidak dipindah on top masuk menjadi anggaran riset di BRIN.
Akibatnya secara konsolidatif nasional, dengan terbentuknya BRIN, alih-alih anggaran riset nasional bertambah, yang terjadi justru sebaliknya. Melorot.
"Dalam RUU APBN tahun 2022 ada 13 Kementerian dan 6 LPNK Ristek (termasuk BRIN), yang memiliki nomenklatur anggaran Riset dan Inovasi Iptek dengan total anggaran hanya Rp 5 triliun," bebernya.
Padahal pada tahun-tahun sebelumnya, menurut data Kemenristek, anggaran riset mencapai Rp15 triliun dari total anggaran iptek (goverment budget on research and development/GBORD) berkisar Rp36 triliun.
Kalau angka-angka tersebut akurat, maka merosotnya anggaran riset nasional ini cukup signifikan, dari Rp15 trilliun menjadi Rp5 triliun. Tersisa hanya sepertiganya.
"Jadi sangat wajar kalau kita mempertanyakan janji Pemerintah untuk mengkonsolidasikan anggaran riset di balik pembentukan BRIN ini," imbuh Mulyanto.
Untuk diketahui anggaran iptek berdasarkan Data Kemenristek untuk 2018 Rp33 triliun, 2019 di angka Rp35 triliun dan 2020 Rp36 triliun. Dari anggaran iptek tersebut dialokasikan anggaran riset sebesar 50 persennya. Selebihnya untuk gaji dan dukungan manajemen lainnya. (khf/zul/fin)