Hingga saat ini tingkat pencapaian vaksinasi di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) baru mencapai 23 persen atau baru 6,5 juta orang. Capaian itu masih jauh dari target sasaran atau orang yang harus divaksin di Jawa Tengah yang jumlahnya mencapai 28,7 juta orang.
Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo saat kunjungan kerja ke Kabupaten Brebes, Jumat (27/8).
Dijelaskannya, antara jumlah sasaran di atas, ada 1.592.000 orang yang kelompok berisiko dengan penyakit kronis yang harus divaksin. Untuk menjangkau lebih banyak sasaran vaksin, pemerintah akan mendekatkan layanan vaksin terhadap kelompok berisiko penyakit kronis.
"Kelompok rentan seperti lansia dan penderita komorbiditas yang harus dipercepat. Kalau bisa 100 persen segera. Sebab jumlahnya cukup banyak, namanya lansia dan banyak yang jompo, mereka tidak bisa datang ke tempat-tempat vaksin. Mereka susah untuk berjalan dan juga penderita komorbid," ungkapnya
Yulianto menjelaskan, vaksinasi lansia kelompok rentan dilakukan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP). Vaksinasi lansia kelompok rentan ini dilakukan untuk menurunkan angka kematian akibat Covid-19. Menurutnya, kematian akibat Covid-19 mayoritas adalah lansia, pra lansia dan penderita komorbid.
"Kalau tingkat pertama itu yang dekat dengan masyarakat. Baik itu, klinik, dokter praktik perorangan, puskesmas, itu tersebar di seluruh desa atau kecamatan. Jumlah lansia di Jawa Tengah yang harus divaksin mencapai 3,6 juta orang, ada 1.592.000 di antaranya lansia kelompok berisiko harus divaksin," jelasnya.
Dia melanjutkan, capaian vaksinasi di Jawa Tengah jika dilihat per kabupaten/kota, masing-masing sudah ada yang di atas 50 persen dan ada pula yang masih di bawah 50 persen.
Di Kabupaten Brebes, yang persentasenya baru 12,8 persen dan termasuk masih rendah. Hal itu karena jumlah penduduk Kabupaten Brebes cukup banyak.
Di Brebes, sambung dia, jika dilihat dari persentasenya masih rendah. Namun jika dilihat dari jumlah orang yang divaksin sebenarnya sudah banyak, bahkan masuk 10 besar. Sementara jumlah penduduk Brebes sampai 2 juta orang, dan daerah lain rata-rata paling hanya 1 juta orang, sehingga cakupannya masih rendah.
"Brebes punya PR untuk memvaksin lebih banyak lagi, karena memang penduduknya juga banyak. Selama ini pengiriman vaksin itu bertahap dan kita mendapat jatah vaksin itu terbatas," tandasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Brebes dr. Sri Gunadi Parwoko mengatakan, di Kabupaten Brebes ada 1.950 lansia berisiko yang harus segera divaksin Covid-19. Mereka adalah kelompok berisiko dengan penyakit diabetes melitus dan hipertensi atau darah tinggi. Masing-masing puskesmas ditambah satu klinik akan memvaksin 50 lansia berisiko tersebut.
Gunadi menyebut, penyebab utama rendahnya capaian vaksin di Kabupaten Brebes lantaran jumlah penduduk Kabupaten Brebes yang cukup banyak. Sedangkan ketersediaan vaksin terbatas dan distribusinya bertahap. Ia pun tak menampik ada faktor lain rendahnya capaian vaksinasi, di antaranya lansia dan ibu hamil yang menolak divaksin.
"Kalau masyarakat umum antusiasnya masih tinggi. Tapi memang ada lansia dan ibu hamil yang menolak untuk divaksin, tapi ini harus kita beri edukasi," pungkasnya.(ded/ima)