Sepekan Kemenangan Taliban, Ekonomi Afghanistan Lumpuh Total dan Harga Sembako Naik

Selasa 24-08-2021,04:00 WIB

Sepekan lebih kelompok gerilyawan Taliban menguasai Afghanistan. Dalam tempo itu pula, aktivitas ekonomi di negara itu lumpuh total.

Bahkan, harga-harga bahan pokok pun melonjak hingga 20 persen. Situasi pun semakin pelik, karena banyak warga Afghanistan berjuang untuk bertahan hidup di tengah krisis kehilangnya pekerjaan.

Mereka kehilangan pendapatan, karena gaji yang belum dibayar pemerintah. Pusat bisnis dan layanan perbankan pun tutup, hanya aktivitas di sejumlah pasar dan toko makanan yang masih berlangsung.

Namun terjadi lonjakan harga kebutuhan pokok karena pasokan barang yang berkurang. Terlebih, tutupnya kantor Western Union, membuat pengiriman uang dari luar negeri juga terhambat.

Kesulitan ekonomi juga memukul kelas menengah di sejumlah kota lain. Harga sejumlah bahan pokok seperti tepung, minyak, dan beras telah naik 10-20 persen dari harga wajar beberapa hari terakhir.

Bank-bank yang masih tutup, membuat banyak orang tidak dapat mengakses tabungan mereka. "Ada beberapa toko makanan yang buka, tetapi semua pasar nyaris tutup," kata seorang mantan pegawai pemerintah seperti dikutip Reuters, Senin (23/8).

Selain itu, lalu lintas kota telah dimulai kembali di wilayah perbatasan Afghanistan dengan Pakistan. Namun, kondisi kekeringan dan kelaparan memperburuk keadaan, yang mendorong ribuan warga di kota tinggal di tenda-tenda dan tempat penampungan sementara.

Situasi bertambah rumit, saat solidaritas bantuan internasional menunda penerbangan komersial ke Afghanistan yang diumumkan pada Minggu (22/8). Artinya tidak ada cara mengirimkan pasokan obat-obatan, bahan makanan, dan bantuan lainnya.

"Semuanya sudah selesai. Tidak hanya pemerintah saja yang jatuh, ribuan orang seperti saya yang hidupnya bergantung pada gaji bulanan sekitar 15.000 afghanis (sekitar 200 dolar Amerika Serikat, Red) juga ikut terpuruk," kata mantan pegawai pemerintah yang tidak mau disebutkan namanya itu.

Ketidakpastian politik dan ekonomi yang rapuh membuat dukungan mancanegara mulai luntur. Nilai mata uang lokal Afghani jatuh terhadap dolar dan mendorong kenaikan harga bahan pokok. (fin/zul)

Tags :
Kategori :

Terkait