Sering Mengamuk dan Siksa Ibunya, Seorang Pria di Ketanggungan Brebes Terpaksa Dipasung di Tiang Rumah

Rabu 18-08-2021,17:43 WIB

Lantaran sering mengamuk dan menyiksa ibunya, seorang warga di salah satu desa di Kecamatan Ketanggungan terpaksa harus dipasung di sebuah tiang rumah. Diketahui, warga tersebut berinisial NK (44). 

Informasi yang dihimpun di lapangan, NK mengalami gangguan jiwa pada 2000 lalu. Saat itu, yang bersangkutan sering mengamuk jika penyakitnya kambuh. 

Karenanya, pihak keluarga terpaksa memasungnya lantaran dikhawatirkan akan membahayakan warga sekitar. NK dipasung menggunakan rantai yang panjangnya 20 centimeter, sehingga yang bersangkutan tidak bisa bergerak leluasa. 

Ibu NK berinisial C (67) mengatakan, NK merupakan anak terakhir dari lima bersaudara. Dirinya merawat NK di sebuah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di desanya. Meskipun sering disakiti oleh NK saat kambuh, dirinya tetap menjaganya. 

"Awal anak saya mengalami gangguan jiwa pada 2000 lalu. Saat itu, anak saya dikeroyok saat berjualan keliling di salah satu kota di Jawa Barat. Akibat kejadian itu, anak saya mengalami gegar otak dan mengalami gangguan jiwa," ucapnya. 

Dirinya menuturkan, anaknya tersebut sempat mondok di pesantren di Garut sebelum akhirnya menikah dengan isterinya dan dikaruniai satu anak. Sejak sering mengamuk, isterinya pun berpisah dengan anaknya dan meninggalkannya. Di tengah kekurangwarasannya itu, sang ibu dengan telaten merawat anaknya. 

"Sering berobat. Dan kalau obatnya habis anak saya kambuh lagi. Kalau berobat juga habis banyak," jelasnya. 

Di tengah kebingungan itu, dirinya tetap merawat anaknya meskipun dirinya terpaksa harus memasungnya. NK sudah dipasung di atas tempat tidurnya selama tiga tahun terakhir. Ia pun tidur hanya beralaskan tikar di dekat kandang ayam dengan kondisi rumah yang berantakan. 

Sementara itu, Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Brebes Johan Asanni mengungkapkan, di Kabupaten Brebes ada sekitar 50 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang dipasung. Cara pemasungannya pun beragam. Di antaranya dengan dirantai, dikurung di kamar dan lainnya. 

"ODGJ ini harus disembuhkan. Dan kita memberikan obat-obatan. Untuk obat-obatan mereka bisa mendapatkannya secara gratis," ucapnya 

Johan mengungkapkan, kasus-kasus pemasungan yang terjadi di Kabupaten Brebes sudah pernah mengalami fase sembuh. Namun karena pihak keluarga tidak memberikan perhatian dan memberikan obat secara rutin, maka kondisi kejiwaan ODGJ kambuh dan bawaannya selalu gelisah. 

"Sedikitnya ada tiga jenis obat yang kita berikan agar ODGJ itu tidak mengamuk. Karena obat itu salah satunya untuk melemaskan otot. Jadi dia tidak punya kemampuan untuk bersikap agresif," tuturnya. 

Johan menegaskan, Dinas Kesehatan Brebes sudah melakukan kaderisasi untuk menangani ODGJ di tiap-tiap desa. Mereka dikader oleh masing-masing puskesmas untuk menjadi kader kesehatan jiwa. Tugas mereka adalah memantau dan mengambilkan obat di puskesmas yang biasanya diantar satu bulan sekali. 

"Biasanya kalau sudah ditinjau oleh pemerintah desa dan puskesmas, kader kesehatan jiwa akan mengambilkan obat di puskesmas," pungkasnya. (ded/ima)

Tags :
Kategori :

Terkait