Jika Beras Bansos Berkutu, Ketua DPD RI: Jangan Diterima, Penerima Berhak Minta Ganti

Sabtu 07-08-2021,06:40 WIB

Ditemukannya beras bansos berkutu membuat Ketua DPD RI, LaNyalla Mattalitti meminta adanya quality control sebelum didistribusikan. Dia meminta masyarakat mengembalikan beras bansos yang berkutu dan berwarna kuning.

“Kembalikan saja kalau beras bansos yang diterima tidak layak konsumsi. Segera minta ganti dengan yang kualitasnya lebih bagus. Saya kira Kemensos dan Bulog akan meresponnya dengan baik,” ujar LaNyalla dikutip, Jumat (6/8).

Beras yang dipenuhi kutu ini dijumpai Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, di Kabupaten Bangkalan, Madura. Beras-beras tersebut adalah bansos dari Kementerian Sosial dalam paket lima kilogram.

Hal yang sama juga ditemukan di Kabupaten Jembrana, Bali. Puluhan kilogram beras bansos di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berwarna kekuningan.

“Pembagian beras bansos berkutu ini sudah berkali-kali terjadi. Saya anggap aneh, mengapa masih saja berulang dan tidak belajar pada kejadian yang sebelum-sebelumnya. Artinya pemeriksaan produk dan quality controlnya tidak berjalan,” lanjutnya.

LaNyalla juga menyinggung kemungkinan kasus serupa terjadi di daerah lain. Pemerintah daerah dan Bulog di wilayah perlu untuk mengecek kembali stok-stok beras di gudangnya masing-masing.

“Tidak semua bansos dari pemerintah kualitasnya jelek, tetapi poin yang ingin saya sampaikan adalah pentingnya kontrol kualitas secara rutin. Biasanya kualitas beras juga bergantung pada penyimpanan di gudang. Ini domain Bulog untuk memperhatikan stok beras yang ada,” jelasnya.

Sementara itu, pemerintah berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di triwulan kedua tahun 2021. Ketua Komisi XI DPR RI Dito Ganinduto menilai program ekonomi yang selama ini dijalankan sudah berada di jalan yang benar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2021 mencatat laju pertumbuhan yang signifikan yakni tumbuh lebih dari 7,07 persen (yoy). Pencapaian ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2004 yang lalu atau lebih dari 16 tahun lalu.

Menurut Dito, realisasi pertumbuhan ekonomi di triwulan II tahun 2021 ini juga lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara, diantaranya Vietnam 6,6 persen (yoy) dan Korea Selatan 5,9 persen (yoy).

"Kinerja ekonomi di triwulan II tahun 2021 tak lepas dari kerja keras pemerintah bersama-sama dengan masyarakat dan swasta untuk segera memulihkan perekonomian nasional sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang memberikan tekanan besar tidak hanya pada sektor kesehatan namun juga sektor ekonomi," ujar Dito, Kamis (5/8).

Hal ini seiring diberlakukannya kebijakan PPKM oleh pemerintah sebagai langkah paling optimal dalam upaya menyeimbangkan aspek kehidupan dan penghidupan (life and livelihood).

"Kerja bersama antara pemerintah dan dukungan dari Fraksi Partai Golkar di DPR RI atas kebijakan-kebijakan perekonomian menunjukkan optimisme terhadap pemulihan ekonomi Indonesia," jelas Dito. (khf/zul/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait