Menteri Jokowi Cenderung Menyepelekan Covid-19, Masinton Pasaribu: Bilang Terkendali, Besok Lusanya Kasus Melo

Selasa 03-08-2021,05:50 WIB

Politisi PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu menegaskan pernyataan koleganya, Effendi Simbolon sebetulnya kritik untuk seluruh elemen pemerintah.

Masinton menyoroti kinerja Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang ditunjuk sebagai koordinator penanggulangan COVID-19. Dia menyebut kritik tersebut ditujukan bagi menteri dan pejabat, yang justru mengedepankan kerja simbolik dan seremonial di tengah pandemi COVID-19.

"Yang disampaikan Effendi secara spesifik adalah kritik terhadap elemen pemerintahan keseluruhan dalam menanggulangi pandemi COVID-19. Seperti terhadap menteri-menteri dan pejabat yang masih mengedepankan kerja-kerja simbolik dan seremonial. Jadi tidak secara khusus ditujukan kepada Presiden Jokowi," tegas Masinton.

Dia lantas menyoroti kinerja para pembantu Jokowi yang cenderung menyepelekan COVID-19. Salah satunya, pernyataan Luhut yang sempat menyebut Corona terkendali, tetapi keesokannya justru terjadi lonjakan kasus.

"Cara berpikir dan bertindak seremoni itu yang sampai saat ini menjadi trade mark kebanyakan pejabat. Serta menggampangkan masalah. Bilang terkendali, besok lusanya malah terjadi lonjakan kasus COVID secara drastis di Jakarta dan Pulau Jawa," imbuhnya.

Sikap Luhut sebagai koordinator penanggulangan COVID-19 juga disorot. Selain terlalu reaksioner menanggapi kritik, kondisi Corona di Indonesia justru melonjak ketika ditangani Luhut.

"Ada Menko yang ditunjuk sebagai koordinator dalam penanggulangan COVID di beberapa provinsi dan mengkoordinir penerapan PPKM. Tapi hasilnya di beberapa provinsi malah terjadi lonjakan. Dan fasilitas medis untuk perawatan tidak siap. Selaon itu, terlalu reaksioner menanggapi kritik dan masukan dari masyarakat. Ngoceh sendiri tak ada solusi," pungkasnya.

Sementara itu, politisi PDI Perjuangan, Effendi Simbolon menyalahkan Presiden Joko Widodo. Dia menyebut kebijakan yang dibuat pemerintah berpotensi masuk dalam jebakan pandemi COVID-19.

Ucapan anggota Komisi I DPR RI ini mengundang beragam reaksi. Termasuk dari internal partainya sendiri. Ketua DPP PDI Perjuangan, Djarot Syaiful Hidayat menyatakan kritikan yang baik adalah tidak saling menyalahkan satu sama lain.

"Harus memberikan solusi yang konstruktif dan bisa dilaksanakan. Yang terpenting mampu membangun kesadaran kolektif untuk bersatu-padu memutus mata rantai pandemi COVID-19," kata Djarot di Jakarta, Senin (2/8).

Seperti diketahui, politisi PDIP Effendi Simbolon menyalahkan Presiden Jokowi lantaran tidak mau menerapkan lockdown sejak awal pandemi COVID-19 muncul di Indonesia. Namun, pemerintah menggunakan terminologi PSBB sampai PPKM.

Akhirnya, anggaran yang dikeluarkan pun jadi lebih mahal. Pada 2020, nilainya mencapai Rp1.000 triliun lebih. Bahkan Effendi menyebut Jokowi tidak patuh konstitusi. Effendi menyatakan hasil dari PSBB hingga PPKM adalah nol. Bahkan cenderung minus. (rh/zul/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait