Kebijakan makan di tempat dengan waktu hanya 20 menit mengundang polemik di masyarakat.
Banyak yang menilai, kebijakan pemerintah yang sudah mengizinkan warung menerima pelanggan makan di tempat dengan syarat protokol kesehatan (prokes) ketat dan waktu terbatas itu tidak tepat.
Dikutip dari Jawapos, untuk melihat langsung sejauhmana kebijakan tersebut bisa dioperasikan oleh warung, khususnya yang setingkat warteg dan warung Padang di masa PPKM Darurat, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mencoba langsung.
Kali ini dia makan di sebuah warung sekitar Stasiun Balapan, Solo. Hasilnya, ternyata Jerry bisa menyelesaikan makan dengan waktu 7 menit 38 detik.
“Tadinya saya kira kalau kita makan itu lama. Ternyata setelah tadi dicoba makan bersama para staf cuma 7 menit 38 detik. Jadi terbukti bahwa jika kita taat prokes dan disiplin, waktu 20 menit itu sangat bisa diimplementasikan,” kata Wamendag Jerry, Minggu (1/8).
Dalam pengamatan lapangan langsung itu juga Jerry menemukan, ternyata kultur makan di warung Indonesia lebih banyak didominasi berbincang dengan orang lain dan nongkrong yang justru lebih lama dari waktu makannya.
Mengingat masih dalam masa pandemi, dia berharap agar kebiasaan nongkrong berlama-lama di warung ditinggalkan dulu.
Menurut Jerry, ini adalah jalan tengah dan formulasi terbaik dalam kondisi pandemi ini. Artinya, warung bisa tetap buka dan pelanggan bisa tetap makan di tempat tetapi harus sadar bahwa waktunya harus sesingkat mungkin dan tidak menghabiskan waktu lama berbincang dengan orang lain.
“Karena saat ngobrol penyebaran virus sangat mungkin terjadi,” ucapnya. (jpg/ima)