Para menteri Kabinet Indonesia Maju seringkali mengeluarkan pernyataan yang kontraproduktif dan berbeda satu sama lain di tengah situasi sulit, karena pandemi Covid-19. Wakil Ketua MPR RI, Syarief Hasan mendorong Presiden Joko Widodo untuk melakukan evaluasi.
Sebelumnya, pernyataan berbeda disampaikan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan dengan Menko PMK Muhadjir Effendy. Teranyar, antara Menkopolhukam Mahfud MD dengan Luhut.
Mahfud menyebut bahwa pemerintah enggan meminta bantuan ke negara lain. Pernyataan ini bertolak belakang dengan pernyataan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar yang menyebut pemerintah telah meminta bantuan kepada negara-negara sahabat antara lain Singapura dan Cina.
Politisi Demokrat ini menilai, pernyataan Mahfud yang menyebut enggan meminta bantuan mungkin ingin menunjukkan bahwa Indonesia masih mampu mengatasi Covid-19. Sekalipun kondisi negara sangat memprihatinkan.
Syarief Hasan juga menyebut, hubungan baik antara Indonesia dengan berbagai negara mesti dipupuk dengan baik.
"Pemerintah harus menjaga hubungan baik dengan negara lain, khususnya negara yang telah membantu penanganan maupun vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Jangan sampai pernyataan-pernyataan yang kontraproduktif dan terkesan tidak butuh, membuat negara lain enggan membantu Indonesia di tengah situasi darurat Covid-19," bebernya.
Mungkin, sebaiknya Presiden Jokowi mengambil alih dan memimpin langsung penanganan pandemi Covid-19. Mengingat saat ini belum ada tanda-tanda perbaikan atau melandai, bahkan diprediksikan Indonesia adalah negara terakhir yang bisa keluar dari krisis pandemi Covid-19.
Menurut Syarief Hasan, Indonesia akan semakin sulit keluar dari krisis Pandemi Covid-19 jika tidak melakukan evaluasi menyeluruh.
“Berbagai kajian epidemologi menyebutkan bahwa Indonesia akan sulit keluar dari krisis jika kebijakan masih lebih banyak berkompromi dengan politik dan ekonomi, dibandingkan kesehatan dan diperparah kurang kompak dan efektifnya komunikasi pemerintahan," tandasnya. (khf/zul/fin)