Pahami Dampak PPKM Darurat, Mahfud MD: Berbuat Ini Kurang Tepat, Berbuat Itu Kurang Tepat

Minggu 25-07-2021,05:40 WIB

Kebijakan pemerintah dalam penanganan pandemi tidak sepenuhnya bisa bisa diterima masyarakat. Menko Polhukam Mahfud MD mengaku memahami kondisi tersebut.

Hanya saja, setiap aspirasi yang ingin disampaikan kepada pemerintah harus sesuai dengan prosedur. "Silakan sampaikan aspirasi. Yang penting semua memiliki tujuan sama menyelamatkan rakyat Indonesia," kata Mahfud.

Mantan Ketua MK ini melanjutkan, penyampaian aspirasi resmi bisa tertulis, telepon, melalui media. Yang terpenting, sesuai dengan prosedur.

Mahfud menjelaskan meski dalam praktiknya masih banyak perbedaan pendapat dalam setiap kebijakan yang diambil pemerintah.

Ia mencontohkan mengenai langkah yang diambil adalah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan pelaksanaan vaksinasi. "Ada dilema yang sangat kita rasakan dalam menangani covid ini," ucapnya, Sabtu (24/7).

Ia melanjutkan pembatasan kegiatan yang terlalu ketat akan berdampak pada persoalan ekonomi yang bisa memberatkan masyarakat. Meski ada perbedaan pendapat, menurutnya, pemerintah tetap harus mengambil keputusan.

"Jadi berbuat ini kurang tepat, berbuat itu kurang tepat. Sehingga perlu dicari jalan yang sebaik-baiknya dan pemerintah tentu harus mengambil keputusan dan telah mengambil keputusan di antara berbagai pendapat yang ada," kata dia.

Sementara itu kasus harian COVID-19 di Indonesia masih cukup tinggi. Pada Sabtu (24/7), ada tambahan sebanyak 45.416 kasus. Sehingga keseluruhan mencapai 3.127.826. Angka kematian juga bertambah 1.415 jiwa.

Totalnya mencapai 82.013 kasus. Sementara angka kesembuhan juga bertambah 39.767 jiwa. Jumlah seluruhnya 2.471.678 jiwa.

DKI Jakarta menjadi provinsi penyumbang terbesar angka terkonfirmasi positif. Yaitu 8.360 kasus. Disusul Jawa Barat 7.587 kasus, dan Jawa Timur 5.699 kasus.

Sementara kasus meninggal terbanyak terjadi di Jawa Timur sebanyak 356 kasus. Lalu, Jawa Tengah 338 kasus, dan DKI Jakarta 151 kasus.

Untuk kasus sembuh terbanyak terjadi di DKI Jakarta sebanyak 14.612 jiwa. Selanjutnya, Jawa Barat 6.709 jiwa, dan Jawa Timur 4.428 jiwa.

Sedangkan kasus aktif yang mencakup penderita COVID-19 yang masih menjalani perawatan dan isolasi mandiri bertambah 4.234 kasus. Total mencapai 574.135 kasus.

Sementara mereka yang dinyatakan suspek mencapai 264.578 jiwa.(rh/khf/zul/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait