Dua jenazah anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso sudah dievakuasi aparat keamanan dari lokasi baku tembak dengan Satgas Madago Raya, Minggu (11/7) lalu. Akan tetapi polisi belum bisa memastikan identitasnya.
Waka Satgas Humas Operasi Madago Raya AKBP Bronto Budiono, mengatakan kondisi jenazah yang sudah rusak menyulitkan proses identifikasi.
"Dugaan sementara belum ada karena wajah sudah tidak bisa diketahui, kalau mungkin ada identitas lain mungkin diketahui karena tidak ada identitas lain, selain sidik jari maupun tes DNA sehingga menyusahkan tim Inavis," katanya dalam keterangannya, Rabu (14/7) malam.
Dia berharap ada pihak keluarga yang datang ke pihak kepolisian untuk diambil sampel DNA, sehingga ada bukti pembanding dari dua jenazah dan keluarga.
"Paling cepat diketahui enam hari apabila ada sampel DNA dari keluarga teroris tersebut," terangnya.
Hingga saat ini, Tim Inavis dan DVI Bidokkes Polda Sulteng masih bekerja untuk membandingkan sampel sidik jari yang telah didapatkan.
Diketahui pada Minggu (11/7) sekitar pukul 03.30 Wita, terjadi kontak tembak antara Satgas Madago Raya dengan DPO MIT Poso yang mengakibatkan dua terduga teroris Poso tewas tertembak.
Baku tembak ini bermula dari adanya informasi satgas intel tentang adanya penampakan lima orang yang diduga teroris Poso. Satgas lantas mengintensifkan pencarian dengan menelusuri jejak yang ada.
Setelah memastikan itu adalah pelaku, tim langsung melakukan tindakan tegas terukur hingga dua terduga teroris Poso tewas.
Tidak hanya itu, dari lokasi kejadian, Satgas Madago Raya juga mengamankan barang bukti berupa amunisi, bom lontong, kompas, dan bendera.
Sedangkan tiga lainnya berhasil melarikan diri. Diduga dari tiga DPO yang melarikan ada yang terluka, karena di lokasi ditemukan jejak ceceran darah yang diduga berasal dari pelaku yang terkena tembakan. (gw/zul/fin)