Ayah pengantin wanita seorang buruh. Ia menyanyi lagu Ani-nya Rhoma Irama.
Hanya ayah-ibu pengantin pria yang tidak mau menyanyi. "Tidak bisa menyanyi. Bisanya jualan sayur di pasar," ujar Angga.
Angga-Titin telah menjadikan hidupnya sebagai pertanda sejarah. Seratus tahun lagi, ketika mungkin ada pandemi yang lain lagi, ide Angga bisa dipakai lagi. (*)