Di Biofarma, Novi sangat berprestasi. Dia mendapat tawaran sekolah ke Australia. Tapi Novi memilih di Unpad saja. Dekat suami. Dia mengambil S-2 biomedis. Sesuai dengan keinginannyi mendalami soal virus. Ini terkait dengan kebutuhan tenaga ahli di Biofarma –yang terkenal sebagai produsen vaksin di Indonesia.
Ketika ditawari S-3 di luar negeri Novi kembali memilih Unpad. Maka di Unpad pula Novi meraih gelar doktor. Juga di bidang biomedis.
Nama Novi terkenal di berbagai forum internasional. "Kalau ke Geneva dia sudah seperti pulang kampung saja," ujar Meindy. Novi praktis terus berkeliling ke berbagai negara.
Dia begitu penting untuk Biofarma dan Indonesia. "Almarhumah sangat ramah. Elegan. Dipercaya berbagai lembaga internasional terutama WHO," ujar Prof Dr Kusnandi Rusmil, ketua tim uji coba fase 3 Sinovac di Bandung.
Meski sering ke luar negeri Novi tidak memakai pakaian bermerek. Mobil keluarga ini sama dengan mobil sejuta umat: Avanza. Anak-anak mereka sekolah ikut kendaraan umum. Setelah masuk kuliah baru dibelikan sepeda motor.
Tapi kalau libur Lebaran mereka sering ke luar negeri. Alasannya: menyiapkan wawasan anak-anak. Sering juga mampir dulu ke Makkah: Umrah.
Suami istri ini sama-sama berdarah Minang. Sama-sama lahir di Padang. Tapi Novi sudah lebih fasih berbahasa Sunda.
Novi bekerja lebih keras setahun terakhir. Tidak ada Sabtu atau Minggu. Tidak ada pula tanggal merah. Vaksinasi adalah misi besarnyi.
Rasanya Novi sempat tahu hasil kerja kerasnyi: Biofarma sudah berhasil memproduksi vaksin Sinovac di Bandung, 1,5 juta sehari. Novi pergi dengan membawa prestasi. (*)