Sejumlah kritik tajam soal penanganan Covid-19 di Indonesia terus mengalir. Salah satunya dari Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini mengingatkan pemerintah agar jangan sampai Indonesia disebut bangsa gagal atau failed nation.
"Sampai kapan bangsa kita akan terus begini. Covid-19 semakin mengganas. Keluarga, sahabat, dan di lingkungan kita banyak yang terpapar bahkan meninggal dunia," ujar Ibas dalam keterangannya, Rabu (7/7).
Dia mendesak negara mampu menyelamatkan nyawa masyarakat. "Jangan sampai negara kita disebut sebagai failed nation, akibat ketidakmampuan negara menyelamatkan rakyatnya," imbuh putra bungsu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini.
Ibas juga menyoroti banyaknya warga yang sudah divaksinasi. Namun masih tetap terpapar Corona. Dia berharap pemerintah tak ragu menghadirkan vaksin yang ampuh menangkal Corona.
Ketersediaan tabung oksigen, juga tak luput dari kritik Ibas. Pemerintah, lanjut Ibas, seolah tak berdaya dalam penanganan Corona.
"Penanganan COVID-19 sudah memasuki tahun kedua. Pemerintah terlihat tak berdaya. Antisipasi lemah. Bagaimana mungkin tabung oksigen disumbangkan ke negara lain, sementara saat rakyat sendiri membutuhkan, barangnya susah didapat," tutupnya.
Sementara itu, kasus baru harian COVID-19 di Indonesia terus meningkat. Dari hari ke hari, jumlahnya kian bertambah. Terbaru pada Rabu (7/7), tercatat ada 34.379 kasus baru.
Sehingga totalnya berjumlah 2.379.397 kasus. Sementara itu, kasus aktif COVID-19 juga bertambah menjadi 343.101.
Sementara itu, ada 14.835 pasien yang dinyatakan sembuh dari Corona. Total pasien Corona yang pulih berjumlah 1.973.388 orang.
Untuk pasien yang meninggal dunia pada Rabu (7/7) sebanyak 1.040 pasien. Jumlah keseluruhan menjadi 62.908 orang. Di samping itu, sebanyak 93.407 suspek Corona terus dipantau oleh tim medis.
Masyarakat diingatkan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan demi mencegah penularan COVID-19. Masyarakat diminta berdisiplin memakai masker, rajin mencuci tangan memakai sabun, dan menjaga jarak.
Untuk mengendalikan penyebaran virus, Pemerintah meminta warga segera mendatangi tempat vaksinasi. Proses vaksinasi kini bisa dilakukan tanpa syarat KTP sesuai domisili di fasilitas milik Kementerian Kesehatan terdekat.(rh/zul/fin)