Diksi Kemal Arsjad yang digunakannya untuk berkomentar di media sosial (medsos) terhadap Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan tak cukup diselesaikan hanya dengan permintaan maaf.
Apalagi penggunaan diksi itu dianggap publik bernada hinaan dan ancaman kepada Orang Nomor Satu di Pemprov DKI Jakarta itu.
Sebagai seorang komisaris independen di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Askrindo, tak sepantasnya Kemal Arsjad melontarkan kata-kata kotor seperti hendak meludahi Gubernur.
Bahkan, menurut Founder Kolaborasi Warga Jakarta, Andi Harianto Sinulingga, tak hanya sekali Kemal Arsjad kedapatan menggunakan kata-kata kotor di akun media sosialnya.
"Saya sudah baca semua cuitan-cuitannya, ada yang bahkan jauh lebih kotor lagi, sangat tidak beradab," kata Andi Sinulingga kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (28/6).
BUMN adalah perusahaan negara. Karenanya, siapa pun yang duduk sebagai dewan direksi maupun komisaris harus tahu posisi.
Namun yang terjadi pada Arsjad Rasyid, BUMN seakan-akan ditempatkan sebagai perusahaan milik pribadi. Karenanya, dia meminta kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir untuk bertindak tegas.
"Erick Thohir harus segera copot Kemal dari posisi Komisaris Independen Askrindo. BUMN itu bukan Badan Usaha Milik Nenek lu," tandasnya. (rmol/zul)