Politisi Partai NasDem, Irma Suryani Chaniago membalas tudingan Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin soal tuntutan dan vonis Habib Rizieq Shihab (HRS). Sebelumnya Novel Bamukmin menyebut tuntutan dan vonis tersebut merupakan pesanan cukong.
“Pertanyaannya sederhana saja, bukankah publik juga tahu bahwa disinyalir di belakang aksi-aksi 212 juga ada cukong?” ujarnya kepada jpnn.com, Minggu (27/6).
Soal vonis HRS, perempuan berdarah Minang itu menyatakan hukum harus tegak lurus dengan fakta dan bukti. Dia juga meminta jangan ada yang mengintervensi hukum untuk kepentingan kelompok tertentu.
“Indonesia adalah negara hukum, pengawalan terhadap institusi negara sah-sah saja dilakukan oleh rakyat,” tegasnya.
Ia lantas menyindir gerakan PA 212 yang selama ini selalu menghalalkan intervensi dengan kekuatan massa. “Tetapi tidak boleh memobilisasi massa untuk kepentingan politik dengan SARA dan menggunakan agama sebagai alat,” sindirnya.
Perempuan yang akrab disapa dengan panggilan Uni Irma ini menyatakan, bahwa fakta yang ada saat ini kondisi Indonesia menjadi aman dari provokasi-provokasi politik yang menjurus pada perpecahan persatuan dan kesatuan bangsa.
Dia juga menyebut bahwa Indonesia juga diberi berkah di era pandemi ini sehingga pemerintah dan rakyat bisa bersama-sama fokus berperang melawan Covid-19.
“Bisa dibayangkan jika di era pandemi ini oknum-oknum kaki tangan cukong politik yang ingin mengacaukan Indonesia masih terus memprovokasi dengan demo-demo yang pastinya akan membuat kerumunan-kerumunan,” ucap Uni Irma.
Eks politikus Senayan itu mengatakan, bila kondisi itu masih terjadi, maka proses vaksinasi akan terganggu dan upaya memutus rantai penularan virus Corona akan makin sulit.
“Karena adanya gangguan-gangguan dari para bandit yang selalu menyatakan bahwa corona ini tidak ada dan hanya rekayasa,” ucapnya. (jpnn/zul)