Penambahan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia, terus terjadi. Pada hari ini, Selasa (22/6), tercatat ada 13.668 kasus Corona baru. Jumlah keseluruhan kini mencapai 2.018.113 kasus. Dari jumlah tersebut, 152.686 adalah kasus aktif.
Sementara itu, sebanyak 8.375 pasien positif Corona dinyatakan sembuh. Total pasien yang telah sembuh berjumlah 1.810.136 orang.
Selain itu, 335 pasien COVID-19 pada hari ini, Selasa (22/6), meninggal dunia. Jumlah keseluruhan pasien yang wafat berjumlah 55.291 orang.
Di sampaing itu, pemerintah telah memantau 124.918 kasus suspek Corona. Sebanyak 130.630 spesimen terkait COVID-19 juga telah diperiksa.
Masyarakat diingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan. Masyarakat diminta berdisiplin memakai masker, rajin mencuci tangan memakai sabun, dan menjaga jarak.
Nah, akibat penularan COVID-19 yang terus mengganas, fasilitas kesehatan pun mulai kewalahan. Pemerintah diminta membangun lokasi isolasi terpusat berbasis komunitas untuk mencegah penularan Corona yang saat ini kian meningkat.
"Komunitas yang dimaksud adalah di RT, RW atau kelurahan. Atau bisa juga ke tingkat yang lebih tinggi. Yaitu kecamatan atau kabupaten. Jadi RT, RW kampung atau kelurahan itu betul-betul harus menjadi tempat di mana screening awal terhadap status pasien COVID-19 bisa dibereskan," ujar Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melki Laka Lena, Selasa (22/6).
Menurutnya, saat ini rumah sakit tidak mungkin lagi mengurus pasien COVID-19 dengan pola yang biasa. Dimana semua yang mempunyai gejala COVID-19 bisa dirawat di rumah sakit.
Yang masuk RS itu adalah mereka yang memang kategori sedang atau kritis. Sementara orang tanpa gejala (OTG) tidak perlu dirawat. Cukup ditempatkan di lokasi terpusat. "Dengan kondisi dan status COVID-19 yang tinggi, penanganan terhadap pasien yang terkonfirmasi positif harus diutamakan," paparnya.
Dengan metode isolasi terpusat, maka rumah sakit tidak akan kewalahan menerima dan mengurus pasien COVID-19. Selain itu, testing dan tracking secara masif juga perlu terus dilakukan. Sebab hal ini bisa mendapatkan gambaran data akurat dengan sebaran dari pasien COVID-19.
"Tentunya di daerah daerah dengan eskalasi tinggi betul-betul harus ditesting secara optimal mungkin. Sehingga mendapatkan gambaran yang mendekati fakta di lapangan," tukasnya. (rh/zul/fin)