Ketua DPP PKS bidang Tani dan Nelayan Riyono menyebutkan, pemerintah berencana akan mengenakan PPN untuk produk pertanian di antaranya beras, telur, sayur-sayuran, daging.
Hal ini tentu akan membuat petani semakin sengsara.
Diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 99/2020, setidaknya ada 14 kelompok barang yang tidak dikenai tarif PPN, di antaranya adalah beras dan gabah, jagung, sagu, garam konsumsi, gula konsumsi, susu, kedelai, telur, sayur-sayuran, dan buah-buahan.
Saat ini pemerintah sudah menyiapkan peraturan untuk mengenakan PPN bagi 14 item produk di atas. Hal ini akan menjadi tekanan kuat bagi ruang ekonomi petani yang saat ini semakin berat.
“Petani dan peternak saat ini menghadapi tekanan global dengan impor pangan yang merugikan, kekalahan telak di WTO dalam berbagai kebijakan perdagangan serta lemahnya perlindungan harga produk petani menjadikan PPN ini pukulan mematikan bagi petani” papar Riyono.
Menurutnya, kontraksi pertumbuhan ekonomi yang masih minus 2.06 persen di kuartal 1 2021 belum mendapatkan sinyal positif di kuartal kedua 2021. Jika kenaikan PPN 12 persen dilakukan maka jangan berharap ekonomi akan tumbuh positif.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid (HNW) menegaskan pihaknya menolak adanya rencana pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk produk pertanian dan sekolah.
Seperti diketahui, pemerintah berencana menaikkan PPN, termasuk untuk bahan pokok (sembako) dan jasa pendidikan (sekolah), menjadi 12 persen.
Rencana pengenaan PPN tercatat dalam Rancangan Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (RUU KUP).
Disebutkan dalam dokumen itu, tarif PPN diusulkan naik menjadi 12 persen, dari yang saat ini hanya 10 persen.
“Demi Keadilan dan Keberpihakan Kpd Rakyat Banyak Yg Daya Belinya Sudah Menurun Akibat Covid-19, Wajib DITOLAK rencana pengenaan PPN kpd 14 produk yg 70% dihasilkan olh masyarakat kebanyakan petani dan peternak. Demikian juga rencana pengenaan PPN unt Sekolah,” ungkapnya dikutip dari Fajar.co.id yang menyalin dari akun Twitternya, Kamis (10/9). (msn-int/fajar/ima)