Larangan mudik yang telah ditetapkan pemerintah, bukan berarti keinginan masyarakat pergi ke kampung halamannya bisa ditekan begitu saja. Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan, 20,8 persen responden mengaku, kemungkinan besar akan mudik Lebaran.
Survei yang dilakukan pada April 2021 lalu melibatkan 1.200 responden yang dipilih acak dengan margin of error sekitar 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi mengatakan, angka ini bukan angka yang kecil. Apalagi, situasi pandemi Covid-19 belum selesai.
"Jadi 20,8 persen dari total populasi pemilih yang disurvei itu kurang lebih sekitar 36 juta, kan yang punya hak pilih sekitar 180 juta populasinya ya. Jadi ini bukan angka yang main-main," katanya.
Ia melanjutkan, ada juga responden yang menyatakan kecil kemungkinan akan mudik. Yakni sebesar 38,6 persen dan sangat kecil 34,2 persen. Sedangkan yang terkait kebijakan larangan mudik, yang setuju dengan kebijakan tersebut ada sebanyak 45,8 persen dan tidak setuju 28 persen.
“Jadi ini masukan buat pemerintah termasuk buat komite penanganan Covid-19, bahwa larangan itu kalau sekedar indah di atas kertas mudah sekali dilanggar. Potensinya besar karena ada 28% masyarakat yang tidak setuju dengan kebijakan larangan mudik,” kata Burhanudin dalam rilis survei bertajuk Persepsi Ekonomi dan Politik Jelang Lebaran, Selasa (4/5). (khf/zul/fin)