Kasus penistaan agama oleh Jozeph Paul Zhang berpotensi menimbulkan aksi terorisme. Aksi pria yang mengaku nabi ke-26 sangat sensitif dan sangat berbahaya bagi kerukunan hidup beragama.
Pengamat terorisme UI Ridlwan Habib menilai kasus Jozeph yang kabarnya berada di Eropa berpotensi memicu aksi terorisme.
"Ini kasus yang superserius. Sangat sensitif dan berbahaya bagi kenyamanan hidup rukun beragama di Indonesia," katanya, Kamis (22/4).
Dia pun mendesak agar Polri segera membentuk tim khusus dan mengejar dan menangkap Jozeph yang berada di luar negeri.
"Tentu saja bekerja sama dengan Interpol, makin cepat makin baik," ujarnya.
Ulah Jozeph berpotensi memicu aksi penyerangan teror oleh kelompok-kelompok, seperti JAD ISIS, terhadap etnis minor atau umat beragama tertentu.
"Paul jelas identitas keagamaannya, ini berbahaya karena bisa jadi alasan pembenaran bagi kelompok teror melakukan aksinya," ungkapnya.
Dia juga Polri juga harus bisa memberikan pengamanan bagi keluarga Jozeph di Tegal, Jawa Tengah.
"Kelompok teroris yang marah dengan Paul Zhang bisa melampiaskan kemarahannya secara membabi-buta, termasuk pada keluarga atau rekan-rekan Paul di Indonesia," ujarnya.
Diungkapkannya, dalam open source intelligence monitoring, ratusan akun mengancam akan membunuh Jozeph Paul Zhang di media sosial.
"Dari ratusan itu, kalau 1 saja benar-benar melakukan aksinya, akan mengancam situasi keamanan pada bulan Ramadan," katanya.
Karenanya, sangat penting berkerja sama lintas badan intelijen untuk menangkap Jozeph Paul Zhang. Dia juga mengimbau masyarakat ak terpengaruh kasus tersebut.
"Masyarakat sebaiknya menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum dan tidak membuat opini-opini yang bisa memicu intoleransi lainnya di media daring," ujarnya. (gw/zul/fin)