SLAWI - Inflasi yang rendah menjadi indikasi lemahnya daya beli masyarakat. Pembatasan aktivitas sosial dan ekonomi selama pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu telah menekan inflasi pada angka 1,69 persen atau terendah sejak tahun 2011.
Bupati Tegal Umi Azizah, Sabtu (3/4) mengatakan, momentum Ramadan dan Lebaran nanti diharapkan menjadi puncak belanja dan konsumsi masyarakat untuk memicu pertumbuhan ekonomi. Inflasi pada kelompok bahan pangan menjelang Ramadan bisa dijaga pada kisaran 3 hingga 5 persen.
Angka ini masih wajar mengingat, selama sektor pertanian ikut terdampak lesunya permintaan dan konsumsi masyarakat.
“Kita berharap petani menjadi pelaku usaha yang paling diuntungkan dari meningkatnya konsumsi warga di jelang Ramadan dan saat Lebaran nanti,” katanya.
Pihaknya, tambah Umi Azizah, melalui dinas terkait akan berupaya memperkuat ketahanan pangan dengan mendorong peningkatan produksi melalui intensifikasi dan ektensidikasi pertanian. Termasuk pengendalian distribusi pupuk bersubsidi.
Dirinya mengapresiasi keputusan pemerintah yang tidak jadi mengimpor beras hingga bulan Juni mendatang. Hal tersebut sangat membantu penyerapan beras lokal dan mengangkat harga jualnya di tingkat petani.
"Sebentar lagi ada panen raya padi. Jangan sampai teman-teman petani menangis karena harganya jatuh akibat kebijakan impor yang menekan harga pasar," tambahnya.
Dirinya minta kebijakan pupuk bersubsidi ini, lanjut Umi Azizah, bisa benar-benar membantu meringankan petani, tidak dipermainkan, sekalipun tahu stoknya sedikit.
Di sini, dirinya menanggapi soal kenaikan harga cabai rawit dan cabai merah sebagai komoditas penyumbang inflasi tertinggi beberapa waktu ini. Dirinya berharap, kenaikan harga yang tinggi akibat minimnya pasokan tersebut tidak berlangsung lama karena petani kini banyak yang menanam cabai dan akan segera panen.
Guna merangsang pertumbuhan sektor mikro, pihaknya meluncurkan program Kredit Usaha Rakyat atau KUR Daerah dengan bunga rendah setara 0,26 persen per bulan melalui BPR Bank Tegal Gotong Royong.
Harapannya, pelaku usaha mampu meningkatkan kapasitas produksinya. Termasuk menangkap peluang permintaan dan konsumsi yang meningkat di jelang Ramadan dan Lebaran tahun ini. (guh/ima)