Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Ka BRIN), Bambang Brodjonegoro mengumumkan alat deteksi Covid-19 dengan sampel air liur resmi diluncurkan oleh perusahaan farmasi Kalbe Farma.
Alat yang diberi nama RT Lamp Covid-19 tersebut merupakan kependekan dari nama metode yang digunakan alat tersebut, yakni Reverse Transcription Loop Mediated Isothermal Amplification. Secara spesifik, metode ini mendeteksi asam nukleat yang merupakan material genetik dari virus corona.
"Selamat kepada PT Kalbe Farma yang berhasil menghadirkan RT Lamp saliva ini," kata Bambang dalam konferensi pers virtual, Kamis (25/3).
Menurut Bambang, inovasi sangat menjanjikan dalam upaya peningkatan deteksi covid-19 di Tanah Air. Selain itu, penggunaan air liur atau saliva akan mempermudah pengambilan sampel.
"Karena PCR (Polymerase Chain Reaction) test kit yang dengan dicolok dianggap tidak nyaman," ujarnya.
Selain itu, kata Bambang, tingkat sensitifitas alat deteksi ini berada di angka 94 persen dan spesifisitas 987 persen. Hal ini membuat kemampuan RT Lamp Saliva lebih baik daripada Rapid Antigen, dan mendekati kemampuan swab tes.
"Tingkat akurasi sangat tinggi atau mendekati pcr swab, ini merupakan terobosan yang sangat berarti bagi upaya kita untuk meningkatkan testing dan tracing," tuturnya.
Bambang menambahkan, bahwa alat deteksi ini dapat memberikan hasil deteksi covid-19 hanya dalam waktu 1,5 jam. "Kalau tidak salah sekitar 1,5 jam dan ini akan mempercepat dan memberikan kepastian," ujarnya.
Bambang menuturkan RT Lamp Saliva yang dihadirkan Kalbe Farma akan menjadi bagian penting dari inovasi Indonesia dalam bidang deteksi Covid-19. Inovasi ini dinilai akan meningkatkan kapasitas deteksi covid-19 di Tanah Air.
"Kesuksesan mengendalikan Covid-19 sangat tergantung pada tingkat testing yang kita lakukan. Semakin banyak testing, maka semakin banyak yang bisa diidentifikasi orang positif," pungkasnya. (der/zul/fin)