Nama Aprilia Santini Manganang sempat menarik perhatian publik beberapa waktu lalu. Bola voli telah membesarkan namanya. Olahraga itu seolah menarik anak pelosok kepada kehidupan yang lebih layak.
Ya, Manganang diketahui lahir dan tumbuh besar di Tahuna, Sulawesi Utara. Untuk sampai ke desanya, butuh perjalanan kapal laut setidaknya 8 jam dari Manado.
Berkat usaha gigihnya, Manganang berhasil menyabet status sebagai pemain voli profesional pertamanya saat memperkuat tim Alco Bandung pada 2011 atau tepat di usianya ke 19 tahun.
Karirnya semakin mentereng hingga menyabet gelar 4 gelar Proliga dan medali perak Sea Games 2017 bersama Timnas Indonesia.
Namun, Manganang kerap memicu kontroversi sepanjang karirnya. Tubuh kekarnya, dan gayanya yang tomboi menjadi perdebatan tim lawan.
Banyak yang tak percaya jika Manganang adalah perempuan. Walaupun saat itu, tudingan tersebut selalu terbantahkan hingga perempuan kelahiran 27 April 1992 itu gantung sepatu.
Manganang melanjutkan karir sebagai abdi negara di TNI Angkatan Darat (AD). Dia masuk sebagai Taruna melalui jalur berprestasi. Dia pun resmi diterima pada 2016. Saat ini dia berpangkat Sersan Dua (Serda) dengan penugasan di Kodam XIII/Merdeka.
Meskipun sudah menjadi TNI, penampilan Manganang masih dipertanyakan. Dalam beberapa kesempatan dia terlihat memiliki badan kekar, bak seorang pria.
Kondisi ini, juga memicu kecurigaan para atasannya. Hingga akhirnya pada Februari 2021, Manganang diperiksa oleh tim dokter di Rumah Sakit Angkatan Darat Wolter Monginsidi, Manado.
Karena peralatan yang tidak terlalu memadai, Manganang akhirnya dibawa ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Hasil pemeriksaan menemukan adanya kelainan dari diri Manganang.
“Seseorang yang diberi nama Aprilia Manganang tidak seberuntung kita semua. Saat dilahirkan dia punya kelainan pada sistem reproduksinya, hipospadia,” kata KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa di Mabesad, Jakarta, Selasa (9/3).
Hipospadia adalah suatu kelainan yang dialami oleh bayi laki-laki. Di mana letak lubang kencing pada bayi tidak normal. Pada beberapa kasus ditemukan pula uretra berada di pertemuan antara batang penis dengan kantong buah zakar. Kelainan ini terjadi sejak lahir. Berdasarkan catatan medis, kondisi ini bisa menyerang 4 dari 1.000 bayi laki-laki yang lahir.
Kelainan hipospadia ini membuat alat vital Manganang berbentuk tidak sempurna. Karena lahir di pelosok, ditambah ayahnya, Akip Mangananh hanya berprofesi sebagai buruh perkebumanan, dan ibunya Suryati hanya sebagai asisten rumah tangga, membuat kelainan yang diderita Manganang tidak disadari.
Akibatnya, Manganang dianggap lahir sebagai seorang perempuan, karena alat vitalnya lebih mirip ke perempuan dibanding pria. Namun, berdasarkan pemeriksaan ketat yang dilakukan di RSPAD, tidak ditemukan organ internal perempuan di tubuh Manganang. Dia hanya memiliki organ internal laki-laki.
“Hormonal juga begitu, hormon normal, testosteronnya juga diukur sehingga secara faktual dan ilmiah kita yakin Manganang lebih miliki hormonal kategori normal laki-laki,” imbuh Andika.