Ditawari Congkel AHY, Gatot Menolak: Moral Etika Saya Tidak Bisa Terima Begitu

Minggu 07-03-2021,20:59 WIB

“Masya Allah..tambah respek sy sm pak gatot..jendral yg berhati nurani,” jelas @ratnasihayu.

Dikutip dari Pojoksatu, berbeda sikap dengan Jend (Purn) Moeldoko, Jend (Purn) Gatot Nurmantyo menolak terlibat kudeta AHY dari Ketum Demokrat karena ingat kebaikan SBY saat jadi Presiden.

Pengakuan ini disampaikan Gatot Nurmantyo kepada Chanel Bang Arief atau FNN dan ditayangkan sendiri oleh Gatot Nurmantyo di akun Instagramnya @nurmantyo_gatot.

“Saya tidak mau komentar. Karena ini kan belum terjadi semua,” ungkap Gatot Nurmantyo saat diminta pendapatnya tentang kisruh Partai Demokrat yang dicongkel mantan Panglima TNI Moeldoko.

Namun pada akhirnya Gatot Nurmantyo mau secara gamblang bercerita terkait pengambilalihan atau kudeta terhadap Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat.

Menurut Gatot Nurmantyo, sebelum KLB di Sumut digelar, Gatot Nurmantyo mengaku sempat diajak turut serta melakukan kudeta.

“Saya bilang. Menurunkan AHY. Saya ini bisa naik bintang satu, bintang dua, taruh itu hal biasa. Tapi kalau saya naik bintang tiga, itu presiden pasti tahu. Kemudian jabatan Pangkostrad, pasti presiden tahu. Apalagi presidennya tentara waktu itu Pak SBY,” ujar Gatot.

Saat menjabat Pangkostrad, Gatot Nurmantyo mengaku sempat dipanggil SBY ke Istana Negara. Ketika itu, SBY bilang akan menjadikan Gatot Nurmantyo sebagai KSAD.
 
Gatot pun langsung mengucapkan terima kasih kepada SBY.

SBY lantas berpesan kepada Gatot Nurmantyo agar melaksanakan tugas tersebut dengan profesional.

“‘Cintai prajuritmu dan keluarga dengan segenap hati dan pikiranmu. Itu saja. ‘Selamat’. Beliau tidak titip apa-apa. Tidak pesan lainnya lagi,” katanya.

“Maksud saya begini. Apakah iya saya dibesarkan dua presiden. Pak SBY dan Pak Jokowi. Terus saya membalasnya dengan mencongkel anaknya?,” tegas Gatot Nurmantyo.

“Lalu nilai-nilai apa yang saya berikan kepada anak saya. Kita ini kan akan menjadi sejarah juga. Ooh itu anak tak beradab itu. Diangkat KSAD, Panglima TNI. Balasannya begitu,” jelasnya.

“Saya terima kasih. Tapi moral etika saya tidak bisa terima begitu. Itu yang saya sampaikan kepada orang itu,” jelas Gatot Nurmantyo dalam wawancara itu dimana salah satu topiknya membicarakan kisruh Partai Demokrat.

Gatot diangkat menjadi KASAD saat Presiden SBY. Kemudian diangkat menjadi Panglima TNI pada awal pemerintahan Presiden Jokowi. Gatot menjabat selama 2 tahun dari 2015 hingga 2017 sebagai panglima TNI. (ral/pojoksatu/ima)

Tags :
Kategori :

Terkait