Anggaran untuk pemeliharaan ruas jalan di Kabupaten Tegal terbatas. Sehingga harus berhemat dalam memperbaiki jalan di Kabupaten Tegal yang rusak.
Kepala DPU Kabupaten Tegal Hery Suhartono, Sabtu (13/2) mengatakan, jika dipaksakan, maka anggaran akan habis sebelum waktunya.
Musim hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Kabupaten Tegal, hingga kini belum berakhir. Akibatnya, sejumlah ruas jalan rusak parah.
Sejauh ini, pihaknya sudah berupaya memperbaiki jalan tersebut, tetapi hasilnya tidak maksimal. Perbaikan hanya bertahan beberapa hari, karena hujan kembali merusak jalan tersebut.
"Perbaikan masih menggunakan base course atau lapisan pondasi. Karena jika menggunakan aspal akan mubazir," katanya.
Dirinya tidak menampik, tambah Hery Suhartono, banyak masyarakat yang mengeluh terkait kerusakan jalan akibat hujan lebat. Karenanya, DPU melakukan pemeliharaan jalan yang sudah berlubang. Salah satunya, di perempatan Pasar Balamoa dan Jalan Pangkah. Namun, setelah diperbaiki dengan base course dan dipadatkan, hanya bertahan beberapa hari.
"Setelah musim hujan selesai, kami akan perbaiki dengan menggunakan aspal. Jika dipaksakan dengan aspal, maka kondisinya juga akan sama rusak kembali," tambahnya.
Tidak semua jalan, lanjut Hery Suhartono, bisa diperbaiki dengan anggaran pemeliharaan. Anggaran itu digunakan untuk perbaikan jalan rusak dengan status bagus dan sedang. Jika kerusakan parah, maka harus menggunakan anggaran peningkatan jalan. DPU rutin mengecek dan mengukur jalan yang rusak, karena kerusakan jalan setiap hari berubah. Termasuk kerusakan jalan di wilayah Kramat harus dilakukan pengecekan ulang.
Jika kerusakan parah tidak bisa menggunakan anggaran pemeliharaan. Tahun ini, dianggarkan peningkatan jalan untuk ruas Kramat-Kertayasa senilai Rp99 juta. Selain itu, pembangunan drainase di tiga titik, masing-masing nilainya Rp147 juta.
Jika ada usulan jalan wilayah pantura semuanya dibeton, harus melalui beberapa persyaratan. Di antaranya, konektivitas dengan jalan nasional atau provinsi, dan tingkat volume kendaraan. Selain itu, betonisasi membutuhkan banyak anggaran. (guh/ima)